Pelatihan Kader dalam SMARThealth Intervention
Pada tahapan SMARThealth Inteverntion, kader SMARThealth juga mendapatkan pelatihan lagi. Sebelumnya kader SMARThealth pernah memperoleh pelatihan pada saat Intervention Baseline Kader. Bedanya, kalau pelatihan pada Intervention Baseline, kader diajarkan pelatihan perihal pelaksanaan skrining terhadap warga yang berumur 40 tahun ke atas, sedangkan pada pelatihan SMARThealth Intervention, kader dibekali mengenai melakukan follow up terhadap warga yang telah terindikasi berisiko tinggi atau biasa disebut dengan pasien high risk dan sekaligus promosi kesehatan (promkes).
Kader SMARThealth adalah kader kesehatan yang dilibatkan dalam program SMARThealth di empat desa intervensi, yaitu Desa Sidorahayu (Wagir), Desa Karangduren (Pakisaji), Kelurahan Kepanjen (Kepanjen), dan Desa Sepanjang (Gondanglegi). Kader kesehatan merupakan sasaran yang tepat dalam pelaksanaan program SMARThealth karena dianggap sebagai tempat rujukan pertama pelayanan kesehatan yang ada di daerah tersebut. Kader kesehatan ini adalah kepanjangan tangan dari Puskesmas atau Dinas Kesehatan (Dinkes) kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
Selama ini kader kesehatan dilatih dan berfungsi sebagai monitor, pengingat dan pendukung untuk mempromosikan kesehatan. Dalam program SMARThealth, kader kesehatan yang terplih ditambahi pengetahuan mengenai penyakit kardiovaskular dan turunannya, dan ditambahi ketrampilannya. Kader SMARThealth diharapkan tidak hanya sebagai pelaksana kegiatan saja, namun juga bisa mengelola kegiatan tersebut kedepannya. Artinya mereka mulai diajarkan juga perihal merencanakan dan mengaturnya dengan berbasis data pasien yang dikelolanya.
Pelatihan kader dalam SMARThealth Intervention ini berlangsung dari 1 Agustus sampai dengan 6 Agustus 2017 untuk keempat desa intervensi tersebut. Pelatihan tersebut dilaksanakan di Balai Desa/Kelurahan setempat, dan diikuti oleh kader SMARThealth. Masing-masing desa memiliki 10 kader SMARThealth, kecuali kader Kepanjen yang berjumlah 12 orang sendiri. Hal ini karena populasi di Kepanjen relatif lebih padat ketimbang tiga daerah lainnya tersebut.
Dalam pelatihan tersebut, pematerinya adalah dr. Nuretha Hevy Purwaningtyas dan dr. Dyah Ayuning Wulan. Dr. Nuretha adalah staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB), dan dr. Wulan merupakan dokter praktek di Kota Malang yang sering terlibat pemeriksaan terhadap sejumlah karyawan institusi di Kota Malang. Kedua dokter tersebut dibantu oleh fasilitator-fasilitator SMARThealth yang cukup memiliki pengalaman dalam memfasilitasi pendampingan bertemakan kesehatan.
Materi yang diajarkan selain refreshing masalah pengukuran kesehatan seperti yang dilakukan ketika melakukan skrining, kader juga diberi wawasan dalam follow up pasien high risk dan promkes. Targetnya memang sudah tidak sebanyak pada waktu melakukan skrining, akan tetapi dalam SMARThealth Intervention ini kader harus lebih terampil lagi. Karena bukan sekadar mengecek pasien high risk tapi juga harus bisa memfasilitasi mereka untuk mendapatkan pengobatan dari dokter atau tenaga kesehatan yang ada di Ponkesdes setempat. *** [070817]
Penulis : Budiarto Eko Kusumo | │ | Penyunting Naskah: Rilya Bagus Ariesta Niko Prasetyo |
0 Comments: