Bimbingan Teknis Program PTM dan Kesehatan Jiwa di Puskesmas Dampit

0 Comments

Bimbingan Teknis (Bimtek) Program PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) hari kesebelas diselenggarakan di Puskesmas Dampit yang beralamatkan di Jalan Semeru Selatan No. 4 Dampit Barat RT 05 RW 02 Kelurahan Dampit, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Kamis (11/02/2021).

Puskesmas Dampit ini berada di kawasan yang cukup ramai. Berada di jalan utama lintas Turen-Lumajang, dan bersebelahan dengan Kantor Camat Dampit serta depannya terdapat deretan toko-toko yang lumayan besar.

Sebenarnya jadwal bimtek hari kesebelas berdasarkan surat pemberitahuan dari Dinkes No. 440/276/35.07.103/2021 adalah Puskesmas Jabung, namun kemudian direvisi untuk memprioritaskan Puskesmas yang akan melakukan replikasi SMARThealth di tahun 2021 ini.


Peserta Bimtek di Puskesmas Dampit

Rombongan Dinkes tiba di Puskesmas Dampit sekitar pukul 09.04 WIB. Kemudian disambut Kepala Puskesmas (Kapus) Dampit, dan diajak ke Ruang Kapus sambil menunggu selesainya pertemuan internal Puskesmas di Ruang Rapat.

Setelah selesai pertemuan itu, rombongan Dinkes dipersilakan menuju ke Ruang Pertemuan. Pembawa acara Damai P., A.Md. Farm mengawali acara bimtek ini dengan mengucapkan basmalah (Bismillahirrahmannirrahiim) terlebih dahulu, dan terus membacakan susunan acara dalam pertemuan bimtek ini.

Acara selanjutnya diisi dengan sambutan-sambutan. Sambutan pertama disampaikan oleh Kapus Dampit dr. Uswatun Hasanah. Dalam sambutannya, Kapus mengucapkan selamat datang kepada rombongan Dinkes yang akan memberikan pencerahan dalam bimtek ini.

“Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain”, kata Kapus


Sambutan Kepala Puskesmas Dampit

Dengan bimtek ini semoga peserta bisa bermanfaat bagi orang banyak, dan Kapus berharap dengan bimtek ini, peserta pertemuan yang umumnya adalah perawat-perawat di kelurahan/desa, dapat memahami dan pada akhirnya bisa memenuhi capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM).

“Bimtek itu membina, buka membinasakan”, seloroh Kapus

Selanjutnya, forum diserahkan kepada rombongan Dinkes. Kapus juga memohon maaf bila penyambutannya yang seadanya dan tidak bisa mendampingi bimtek ini secara full time.

Sambutan kedua diisi oleh Kepala Seksi (Kasi) PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. Dalam kesempatan ini, Paulus mengucapkan terima kasih kepada Kapus yang telah berkenan memfasilitasi acara pertemuan bimtek ini. Kemudian Paulus memberikan wejangan kepada peserta pertemuan yang terdiri dari pemegang program (PP) PTM, PP Indera, PP UKS, PP Lansia, PP Keswa dan 6 perawat yang berada di lingkungan kerja Puskemas Dampit, yang meliputi: Dampit, Amadanom, Bumirejo, Srimulyo, Baturetno, dan Sukodono.

Menurut Paulus, setiap awal tahun, Seksi PTM dan Keswa mengadakan bimtek. Bimtek kali ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Tidak hanya mengambil data (copy paste) saja tetapi ingin memastikan apakah program PTM dan Keswa pada layanan sudah sesuai dengan standar yang ada.


Materi SPM PTM

Oleh karena itu, kenapa tahun ini yang datang dari Seksi PTM dan Keswa dalam bimtek ini rombongan. Karena Seksi PTM dan Keswa akan memberikan pencerahan kepada semua peserta yang hadir di bimtek ini.

Bimtek ini bersifat terpadu. Peserta pertemuan akan dilatih untuk memahami bagaimana program PTM dan Keswa serta cara menghitung sasaran maupun target capaian SPM. Selain itu, peserta akan diajari aplikasi ePuskesmas yang terkait dengan Seksi PTM dan Keswa. Sehingga, dalam bimtek ini, Seksi PTM dan Keswa menyasar perencanaan, pelaksanaan, pencatatan, dan pelaporannya.

Tak lupa pula, Paulus menjelaskan rencana replikasi SMARThealth di lingkungan Puskesmas Dampit di tahun 2021 ini. SMARThealth adalah program deteksi dini penyakit kardiovaskular dengan memberdayakan kader kesehatan yang dibantu dengan aplikasi berbasis android.

Dari pilot project yang sudah dijalankan di 4 desa pada tahun 2016/2017, kader kesehatan terlatih mampu melakukan skrining terhadap warga yang berumur 40 tahun ke atas. Namun uuntuk replikasi SMARThealth, sasarannya akan dimulai dari umur 15 tahun. Sasaran skriningnya sama dengan skrining PTM usia produktif, hipertensi, diabetes mellitus, dan lansia.

 

Perawat yang berkarya di lingkungan kerja Puskesmas Dampit

Oleh karena itu, bila SMARThealth ini sudah berjalan di lingkungan Puskemas Dampit, para perawat akan terbantukan untuk mencapai SPM. Karena kader terlatih akan mampu melakukan skrining dan langsung menginput datanya ke eKader. Setelah diinput oleh kader, datanya bisa dilihat oleh perawat di ePuskesmas. Karena data yang diinput melalui handphone kader akan bridging ke ePuskesmas.

Tahun 2020, Seksi PTM dan Keswa telah melatih 10 desa yang berada di 6 Puskesmas di Kabupaten Malang. Tahun 2021 in akan dilatih 85 desa di 10 Puskesmas. Salah satunya adalah Puskesmas Dampit ini.

Pelatihan kader nanti dengan cost sharing. Puskesmas menyediakan anggaran untuk narasumber dan konsumsi peserta pealtihan, sedangkan desa diharapkan memberikan uang transport untu kader yang terpilih untuk mengikuti pelatihan kader.

Di Permendes sebenarnya sudah disebutkan perihal pelaksanaan Posbindu yang harus dianggarkan oleh desa. Selain itu, Dinkes juga sudah mengupayakan Peraturan Bupati (Perbup) terkait pelaksanaan SMARThealth. Nanti jika sudah ditandatangani oleh Bupati, akan segera diedarkan kepada Puskesmas untuk meyakinkan kepada desa agar berkenan menganggarkan untuk pulsa, insentif kader maupun bantuan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP).


Belajar target sasaran SPM

Dampit akan mendapatkan dropping SMARThealth Kit jika pelatihan kader untuk SMARThealth sudah terlaksana. Setiap desa akan mendapatkan 5 set SMARThealth Kit sesuai jumlah kader SMARThealth yang ada di desa tersebut. Jadi, nanti Dampit akan menerima 5 set SMARThealth Kit dikalikan 6 desa yang ada di lingkungan Puskesmas Dampit.

Keuntungan SMARThealth ini, selain untuk membantu pemenuhan pencapaian SPM juga memberdayakan masyarakat melalui kader kesehatan terlatih. Kader bisa melakukan skrining sendiri pada saat gelaran Posbindu maupun berkunjung dari rumah ke rumah, dan aplikasi eKader juga memungkinan setiap warga yang telah diperiksa akan langsung mengetahui hasilnya. Apakah warga itu memiliki tingkat risiko rendah, sedang, atau tinggi. Selain itu, aplikasi eKader juga dilengkapi dengan fitur-fitur edukasi untuk warga yang diskrining.

Akhir kata, Paulus berharap semoga bimtek ini berjalan dengan lancar, dan replikasi SMARThealth segera terlaksana.

Pukul 09.37 WIB acara berikutnya diteruskan dengan pemaparan-pemarapan materi PTM dan Keswa. Materi pertama disampaikan oleh Bastamil Anwar Aziz, S.Kep. Ns, salah seorang staf PTM Dinkes. Dalam paparannya, Bastamil mengawali dengan mengabsen perawat yang hadir dalam bimtek ini. Tujuannya untuk mengenal kepada perawat yang ada di lingkungan Puskesmas Dampit yang kelak akan menjadi binaannya.


Kepala Puskesmas Dampit menyimak materi bimtek

Kemudian Bastamil menanyakan kepada perawat satu persatu sesuai wilayah kerjanya. Pertanyaan ini untuk mengetahui jumlah penduduk baik laki-laki maupun perempuan di wilayahnya itu. Dengan mengetahui jumlah penduduk di wilayahnya masing-masing, perawat akan bisa dengan mudah menyerap materi dalam bimtek ini.

Setelah itu, Bastamil meneruskan pemaparan materinya yang berjudul “Bentuk Layanan Standar Pelayanan Minimal (Berdasarkan PM No. 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar SPM).”

Dalam materi itu terdapat sejumlah pembahasan, meliputi pelayanan skrining faktor risiko pada usia produktif dan usia lanjut, penilaian kinerja puskesmas (PKP), data acuan program PTM, capaian SPM (usia produktif, diabetes mellitus, hipertensi) tahun 2020, serta data acuan program PTM tahun 2021.

Menurut Bastamil, melihat target sasarannya yang cukup banyak, tidak mungkin perawat akan mampu memenuhi SPM.

 

Praktek ePuskesmas Skrining PTM

Perawat tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Peserta bimtek di sini harus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan program-program lainnya. Misalnya, dalam Posyandu Balita, perawat desa bisa meminta tolong kepada bidan yang menangani Posyandu itu untuk melakukan skrining kepada orangtuanya.

Usai paparan Bastamil, acara diisi oleh Nur Ani Sahara, S.Kep.Ns, pemegang program PTM Dinkes, untuk mengetahui tingkat serapan pemahaman perawat yang mengikuti bimtek ini. Nur Ani mengawali dengan pertanyaan kepada peserta pertemuan bimtek.

“Ada yang ditanyakan dari pemaparan tadi? Kalau tidak ada, saya yang akan menanyakan?” ucap Nur Ani

Kemudian Nur Ani menerangkan satu persatu. Pertama-tama, Nur Ani menjelaskan kepada peserta bimtek bahwa perawat harus memahami karakteristik umur penduduk di wilayahnya. Oleh karena itu, langkah awalnya, perawat desa harus mencari data ke desa.


Materi Indera

Setelah itu baru bisa menghitung target capaiannya dengan formulasi yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes).

Trend tahun 2021 ini, semua SPM menghendaki skrining. Skrining itu harus menyasar orang baru. Makanya, Dinkes ada inovasi SMARThealth. Setiap kader akan dibekali 1 set SMARThealth Kit dan aplikasi eKader.

Kader kesehatan terlatih ini yang akan membantu perawat maupun bidan untuk melakukan skrining di desa itu. Oleh sebab itu, perawat diharapkan mampun menyosialisasikan SMARThealth kepada pihak desa, dan memperjuangkan anggaran untuk pulsa maupun intensif kader. Posbindu itu nanti akan seperti Posyandu, per RW harus ada.

Setelah itu, Nur Ani mengajak kepada peserta bimtek untuk mempraktekkan ePuskesmas. Ada 2 ePuskesmas dalam skrining PTM, yaitu Skrining PTM Dalam Gedung dan Luar Gedung.


Materi Keswa

Skrining ini bisa memanfaatkan database pasien yang periksa ke Puskesmas. Jadi, sayang jika pasien yang datang ke Puskesmas atau Ponkesdes hanya didengar keluhan sakitnya tanpa melakukan skrining. Kalau juga dilakukan skrining di tengah waktu tunggu pasien yang mengantri periksa, perawat sudah bisa mendapatkan data 1 SPM. Ini namanya Pandu PTM.

Betapa mudahnya mencapai SPM dengan aplikasi ePuskesmas ini, hanya sayangnya perawat tidak pernah memasukkannya.

SMARThealth nanti juga akan menyimpan data skrining, seperti anamnese, pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar perut, pemeriksaan gula darah maupun kolesterol. Hasilnya akan masuk ke dalam ePuskesmas juga. Tinggal perawat melengkapi skrining yang tidak dilakukan oleh kader, seperti indera dan keswa.

Pukul 10.56 WIB acara dilanjutkan dengan pemaparan materi Indera oleh Kristina Dewi, A.Md. Keb. Menurut Kristina, target sasaran skrining Indera adalah 40% dari jumlah penduduk. Tahun lalu, capaian SPM untuk Dampit hanya sebesar 4.04% dari total 1.108 penduduk.

Sedangkan, data acuan program skrining tahun 2021 untuk Puskesmas Dampit, hitungan estimasi skrining Indera adalah 27.609 penduduk. Skrining Indera untuk tahun 2021 nanti ada 2 laporan, yaitu by name, by address, dan data penyakit dari klinik mata atau optik swasta.

Pengalaman Kristina dalam memegang program Indera ini, skrining Indera tidak bisa berjalan sendiri. Harus berkolaborasi dengan kegiatan program lainnya yang ada di lingkungan Puskesmas Dampit. Oleh sebab itu, pandai-pandailah perawat dalam melakukan komunikasi lintas program untuk bekerja sama.

Pukul 11.10 WIB acara pertemuan diteruskan dengan pemaparan materi Keswa oleh Gatot Sujono, S.St., M.Pd.  Dalam paparannya itu, Gatot menjelaskan pelayanan kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) berat berdasarkan SPM tahun 2020, penilaian kerja puskesmas (PKP) Keswa tahun 2020, dan definisi operasional, cara penghitungan serta target indikator kinerja UKM pengembangan puskesmas. Pada SPM Keswa ini 100% harus dilaksanakan sesuai target dengan formulasi yang ada. Dilihat dari SPM sudah memenuhi tapi terkadang setelah di breakdown per desa akan tampak permasalahannya. Pada kohort di Puskesmas Dampit tidak ditemui nama yang dobel, tetapi masih dijumpai status obat yang tidak terisi meski sedikit. Dalam kohort harus ada kunjungan perawat dan kader minimal sekali dalam sebulan.

Pada sesi ini, muncul pertanyaan dari salah seorang perawat. Yang ditanyakan adalah materi pelayanan keswa pada nomor 3 tentang cara menghitung tentang prosentase cakupan pelayanan keswa depresi, terutama pengertian istilah yang digunakan untuk memformulasikannya, seperti jumlah kasus depresi, dan estimasi.

Gatot berusaha menjelaskan hal itu. Jumlah kasus depresi itu akan ketahuan setelah perawat melakukan skrining terlebih dahulu di wilayah desanya, sedangkan estimasi didapat berdasarkan prevalensi proyeksi di wilayahnya. Kebetulan penanggung jawab Keswa telah membuatkan estimasi tersebut.

Pukul 12.14 WIB semua paparan materi usai sudah. Lalu, Kasi PTM dan Keswa mencoba menggarisbawahi apa yang sudah diajarkan dalam bimtek ini.

Peserta bimtek sudah belajar pedoman layanan PTM, dan tahu cara menghitungnya. Untuk itu, peserta bimtek harus segera berkomunikasi dengan desa untuk mengetahui jumlah penduduk dan sebaran karasteriktik umur di desanya masing-masing.

Seksi PTM dan Keswa membuka konsultasi yang selebar-lebarnya jika peserta bimtek pada hari ini masih belum paham betul. Oleh sebab itu, Paulus berharap agar tidak ada pergantian untuk pemegang program di Puskesmas selama 4 tahun ini.

Berkaitan dengan SMARThealth, Seksi PTM dan Keswa siap membantu advokasi kepada Camat dan Lurah/Kepala Desa yang ada di lingkungan Puskesmas. Setelah ada komitmen dari Camat dan desa, baru diadakan pelatihan kader kesehatan untuk melakukan replikasi SMARThealth.

Pukul 12.21 WIB Kapus Dampit memberikan closing statemnent. Dalam pernyataan penutupnya, Kapus mengucapkan terima kasih kepada rombongan Dinkes. Di penghujung acara ini, Kapus juga memohon bimbingan terus terkait dengan akan dilaksnakannya SMARThealth. *** [110221]


Penulis : Budiarto Eko Kusumo   ǀ  Penyunting Naskah : Budiarto Eko Kusumo


Read More »

Bimbingan Teknis Program PTM dan Kesehatan Jiwa di Puskesmas Gedangan

0 Comments

Hari kesepuluh Bimbingan Teknis (Bimtek) Program PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) dilakukan di Puskesmas Gedangan yang beralamatkan di Jalan Hasanudin No. 60 Dusun Sumbernanas RT 05 RW 08 Desa Gedangan, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Rabu (10/02/2021).

Penyelenggaraan bimtek hari kesepuluh ini kalau mengacu kepada surat pemberitahuan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) No. 440/276/35.07.103/2021, sebenarnya dijadwalkan di Puskesmas Poncokusumo, akan tetapi kemudian direvisi guna memprioritaskan Puskesmas yang akan melakukan replikasi SMARThealth di tahun 2021 ini. Akhirnya, jadwalnya diganti dengan Puskesmas Gedangan.

Perjalanan menuju Puskesmas Gedangan sungguh mengasyikan. Melewati jalan meliuk-liuk dengan bentangan lembah-lembah yang rimbun menghijau di musim penghujan ini. Tanpa air conditioning, kondisi mobil dinas yang ditumpangi sudah terasa segar ketika jendela-jendelanya dibuka.


Peserta Bimtek di Puskesmas Gedangan

Perjalanan ini benar-benar memanjakan mata dengan pemadangannya yang indah. Kendati setelah melintasi Desa Segaran mengalami sedikit was-was lantaran ada sepetak jalan yang mengalami longsor, namun akhirnya rombongan Dinkes tiba juga di Puskesmas Gedangan.

Kemudian rombongan Dinkes dipersilakan menuju ruang rapat yang berada di lantai 2. Di ruangan itu telah berkumpul pemegang program (PP) PTM, PP Keswa, PP Lansia, PP UKS, PP Indera, dan 8 perawat desa, yang meliputi: Sumberejo, Segaran, Gedangan, Gajahrejo, Sidodadi, Sindurejo, Tumpakrejo, dan Girimulyo.

Pukul 09.11 WIB acara pertemuan bimtek dimulai dengan sambutan-sambutan. Sambutan pertama disampaikan oleh Kepala Puskesmas (Kapus) Gedangan drg. Dina Rachmasari. Dalam sambutannya, Kapus mengucapkan terima kasih atas kedatangan rombongan Dinkes dalam rangka road show bimtek. Bimtek ini akan sangat membantu peserta pertemuan dalam memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM). Oleh karena itu, Kapus berharap apabila perawat memiliki keluhan bisa disampaikan dalam bimtek in, supaya target sasaran dan capaiannya memenuhi SPM.


Sambutan dari Kepala Puskesmas Gedangan

Usai sambutan Kapus, acara diteruskan dengan sambutan atau arahan dari Kepala Seksi (Kasi) PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. Pada kesempatan ini, Paulus terlebih dahulu mengucapkan terima kasih kepada Kapus yang telah berkenan memfasilitasi pertemuan ini. Lalu, memperkenalkan rombongan Dinkes kepada peserta pertemuan satu per satu. Tak lupa pula, Paulus juga memperkenalkan perwakilan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) yang turut dalam rombongan Dinkes.

Bimtek ini ingin memastikan bahwa program PTM dan Keswa yang dilakukan di lingkungan kerja Puskesmas Gedangan berjalan sesuai dengan SPM yang diamanahkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan pelaporannya.

Selain itu, Paulus juga mengenalkan program SMARThealth kepada Kapus beserta perawat desa yang hadir di pertemuan tersebut. Karena untuk tahun ini direncanakan replikasi SMARThealth di lingkungan kerja Puskesmas Gedangan. Dinkes sudah menyiapkan SMARThealth Kit untuk 8 desa tersebut. Setiap desa akan menerima 5 set SMARThealth Kit, yang setiap setnya bernilai sekitar 5 juta.


Materi SPM PTM

Puskesmas Gedangan dipilih untuk melakukan replikasi SMARThealth tahun ini dengan pertimbangan bahwa program PTM dan Keswa yang ada di lingkungan Puskesmas Gedangan berjalan aktif.

Setelah bimtek ini, perawat desa bisa menyiapkan kader yang akan terlibat dalam replikasi SMARThealth. Tak ada persyaratan yang rumit dalam merekrut kader. Perawat tinggal memilih dari kader kesehatan yang sudah ada. Pastikan kader yang dipilih harus bisa bekerja sama dengan perawat desa, bisa menggunakan handphone atau Tablet berbasis android, serta yang longgar waktunya.

Nanti akan ada pelatihan kader terlebih dahulu. Pelatihan ini akan diadakan setelah dilakukan advokasi ke Kecamatan dan desa-desa yang ada di lingkungan Puskesmas Gedangan. Karena dalam implementasi replikasi SMARThealth ini diharapkan bisa cost sharing antara Dinkes, Puskesmas dan pihak desa.


Pemegang Program dan Perawat Desa di lingkungan Puskesmas Gedangan

Saat ini, Dinkes sedang menunggu penekenan Peraturan Bupati (Perbup) mengenai SMARThealth. Perbup ini diharapkan bisa meyakinkan desa untuk berkenan mengalokasikan anggaran untuk pulsa dan insentif kader serta Bahan Medis Habis Pakai (BMHP).

Keuntungan Puskesmas bila melaksanakan replikasi SMARThealth itu, perawat desa akan terbantukan dalam memenuhi SPM PTM. Karena kader SMARThealth nanti akan melakukan skrining terhadap warga usia produktif hingga lansia, dan hasil skriningnya nanti langsung bisa diketahui hasilnya. Apakah warga tersebut memiliki risiko rendah, sedang, atau tinggi.

Data yang diinput oleh kader nanti juga akan langsung bridging ke Puskesmas. Jadi, perawat desa bisa memantau berapa dan siapa saja yang sudah diskrining oleh kader kesehatan terlatih itu. Bahkan menurut Paulus, program inovasi SMARThealth bisa dimasukkan dalam penilaian untuk akreditasi.


Memandu Praktek ePuskesmas

Usai arahan dari Kasi PTM dan Keswa, acara pertemuan dilanjutkan dengan pemaparan materi yang disampaikan oleh Bastamil Anwar Aziz, S.Kep.Ns, staf PTM Dinkes. Materi yang disampaikan berjudul “Bentuk Layanan Standar Pelayanan Minimal (Berdasarkan PMK No. 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar SPM).”

Bastamil mengawali paparannya dengan mengabsen perawat desa satu persatu, dan setiap perawat ditanyai mengenai jumlah penduduk di desanya masing-masing. Lalu, diteruskan dengan menerangkan tentang pelayanan skrining faktor risiko pada usia produktif maupun lansia yang didalamnya terdapat pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar perut, tekanan darah, dan pemeriksaan gula darah/kolesterol.

Setelah itu, Bastamil menampilkan slide target capaian dalam skrining yang akan dikerjakan Puskesmas Gedangan di tahun 2021 ini. Setiap item yang menjadi bagian dari yang harus diskrining, mempunyai indikator formulasi yang berbeda-beda.

 

Mendampingi Praktek ePuskesmas

Target capaian skrining hipertensi dan diabetes mellitus berlaku bagi yang bermur 15 tahun hingga meninggal, Inspeksi Visual Asam Asetat/IVA untuk usia 30 sampai 50 tahun, gigi dan mulut (gilut) menyasar anak SD dan SMP. indera untuk umur 0 sampai meninggal, KTR bagi usia 10-18 tahun, dan usia produktif (uspro) untuk umur 15 sampai 59 tahun.

Pukul 09.50 WIB, acara pertemuan diisi oleh Nur Ani Sahara, S.Kep.Ns, koordinator program PTM Dinkes. Pada kesempatan ini, Nur Ani terlebih dahulu menyapa peserta pertemuan. Kemudian memperlihatkan laporan tahun 2020 yang menunjukkan bahwa capaian Puskesmas Gedangan masih tergolong rendah bila melihat target sasarannya.

Oleh karena itu, Dinkes berupaya mengenalkan program inovasi layanan SMARThealth. Digaungkannya SMARThealth memang untuk meningkatkan capaian SPM usia produktif, hipertensi, gula darah dan usia lanjut.


Materi Indera Fungsional

Setiap desa di lingkungan Puskesmas Gedangan akan mendapatkan 5 set SMARThealth Kit yang di dalamnya untuk setiap 1 setnya dibekali dengan 200 strip gula darah dan 80 strip kolesterol. Selain itu, tahun 2021 ini Puskesmas Gedangan akan menperoleh dropping Lansia Kit sebanyak 5 set. Setiap desa menerima 1 set, sehingga akan ada 5 desa yang menerimanya.

Setelah menginfokan masalah dropping SMARThealth Kit dan Lansia Kit, Nur Ani kemudian secara perlahan tapi pasti, menguraikan satu persatu cara menghitung target capaian SPM tersebut. Setiap perawat ditanyai agar supaya perawat tersebut mempraktekkan apa yang telah diajarkan.

Menurut Nur Ani, menghitung capaian SPM itu adalah per individu, bukan kunjungan. Misalnya, kalau dalam setiap kegiatan yang datang itu-itu saja, maka hanya dihitung sekali dalam memenuhi SPM.


Materi Keswa

Pengalaman mengkoordinir program PTM, kalau kita bekerja sendiri-sendiri mustahil untuk dapat memenuhi SPM sesuai standar yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, saran Nur Ani, perawat desa harus memanfaatkan semua kegiatan yang ada di desa-desa untuk melakukan skrining.

Setelah dilatih cara menghitung target sasaran dan capaian SPM, peserta bimtek diajak Nur Ani untuk mempraktekkan penggunaan ePuskesmas. Ada 2 hal yang diajarkan Nur Ani pada demo ePuskesmas tersebut, yaitu Skrining PTM Dalam Gedung dan Skrining PTM Luar Gedung.

Skrining PTM Dalam Gedung ditujukan untuk pasien yang datang periksa ke Puskesmas. Perawat bisa menggunakan skrining ini untuk memenuhi capaian SPM. Caranya misalnya dengan memanfaatkan waktu tunggu pasien ke Poli atau ruang pemeriksaan, perawat bisa melakukan skrining. Tinggal menyiapkan meja untuk skrining pasien itu. Inilah yang namanya Pandu PTM. Setiap yang periksa ke Poli apa saja yang ada di Puskesmas, bisa diskrining.


Seragam peserta bimtek di Puskesmas Gedangan

Sedangkan, Skrining PTM Luar Gedung digunakan untuk skrining bagi warga atau pasien yang tidak datang periksa ke Puskesmas/Induk. Misalnya warga yang senang periksa di Posbindu, Posyandu, atau SMARThealth.

Pukul 10.49 WIB acara bimtek dilajutkan dengan pemaparan materi Indera oleh Kristina Dewi, A.Md. Keb, staf PTM yang membawahi Indera. Dalam paparannya, Kristina mengatakan bahwa skrining Indera ini sebenarnya ada 2, yaitu mata dan telinga. Keduanya tidak memerlukan pertanyaan yang banyak. Hanya saja, yang sedikit ini seringkali malah terlupakan atau terlewati.

Menurut Kristina, program Indera tidak bisa bekerja sendiri , tapi harus lintas program.. Oleh sebab itu, PP Indera harus memiliki strategi tertentu dalam memenuhi capaian SPM, seperti berkomunikasi dengan bidan dan UKS untuk bisa nitip skrining indera tersebut.


Closing statement Kepala Puskesmas Gedangan

Setelah paparan Kristina, tibalah pada pemaparan materi Keswa yang disampaikan oleh Gatot Sujono, S.St., M.Pd selaku penanggung jawab Keswa. Dalam paparannya itu, Gatot mengingatkan kepada perawat desa mengenai permasalahan ODGJ yang tidak mampu. Hal ini berhubungan dengan rujukan untuk pasien ODGJ. Jalur birokrasinya lumayan panjang, dan RSJ hanya mengultimatum selam 2 x 24 jam untuk memenuhi persyaratan rujukan. Oleh karena itu, Gatot menyarankan kepada perawat untuk mengusahakan KIS bagi ODGJ yang tidak mampu tersebut.

Lebih lanjut, Gatot juga menjelaskan bahwa acuan program Keswa adalah kohort. Kohort Keswa itu menghendaki by name, by address. Maka dari itu, pengisian kohort sebaiknya dilakukan oleh perawat desa, dan idealnya setiap desa harus mempunyai minimal satu Posyandu Jiwa,

Setalah paparan Gatot rampung, Kasi PTM dan Keswa mencoba merangkum apa yang telah dikemukakan dalam materi yang diajarkan dalam bimtek ini. Semua materi dalam bimtek telah diajarkan, mulai dari cara menghitung sasaran, prosedur layanan PTM sampai dengan pelaporannya.

Menurut Paulus, banyaknya target sasaran dan capaian SPM maka tidak bisa bertumpu kepada satu kegiatan saja melainkan harus berkolaborasi dengan kegiatan program yang lainnya. Misalnya pada saat penyelenggaraan Posyandu Balita, bayinya ditangani bidan, ibunya bisa diskrining oleh perawat atau kader.

Setelah penyampaian materi dan informasi dalam bimtek terpadu PTM dan Keswa ini, Paulus berharap Puskesmas Gedangan bisa mengimplementasikan capaian SPM dengan baik, dan menghimbau agar segera menganggarkan untuk pelatihan kader SMARThealth.

Himbauan ini langsung ditanggapi Kapus bahwa Puskesmas Gedangan telah menganggarkan untuk pelatihan kader untuk replikasi SMARThealth.

Pukul 12.13 WIB Kapus memberikan closing statement. Dalam pernyataan penutupnya itu, Kapus mengucap syukur Alhamdulillah atas selesainya kegitan bimtek di Puskesmas Gedangan, dan berharap dalam pelaksanaannnya nanti bisa berjalan dengan baik.

Kapus yang dengan ekspresi yang semangat, juga menginformasikan kepada Kasi PTM dan Keswa bila jadwal pelatihan kader telah ditetapkan, akan mengundangnya. *** [100221]


Penulis : Budiarto Eko Kusumo   ǀ   Penyunting Naskah : Budiarto Eko Kusumo


Read More »

Bimbingan Teknis Program PTM dan Kesehatan Jiwa di Puskesmas Turen

2 Comments

Berdasarkan rekapitulasi jadwal Bimbingan Teknis (Bimtek) Program PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang No. 440/276/35.07.103/2021 tertanggal 21 Januari 2021, jadwal hari kesembilan direncanakan diadakan di Puskesmas Tumpang.

Setelah ada revisi, pelaksanaan bimtek hari kesembilan diadakan di Puskesmas Turen yang beralamatkan di Jalan Panglima Sudirman No. 210 Kelurahan Turen, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Selasa (09/02/2021).

Perubahan jadwal ini dilakukan setelah melalui pertimbangan untuk memprioritaskan Puskesmas yang akan melakukan replikasi SMARThealth di tahun 2021 ini.


Peserta Bimtek di Puskesmas Turen

Acara pertemuan bimtek digelar di Ruang Pertemuan Puskesmas Turen yang berada di lantai 2 dengan menghadirkan PP PTM, PP Keswa, PP Lansia, PP UKS, dan 17 perawat, yang meliputi Sananrejo, Sanakerto, Kedok, Talangsuko, Pagedangan, Turen, Tumpukrenteng, Talok, Sedayu, Tanggung, Gedog Kulon, Undaan, Gedog Wetan, Jeru, Tawangrejeni, Sawahan, dan Kemulan. Setelah rombongan dari Seksi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang tiba di Puskesmas Turen, acara pertemuan pun segera dimulai.

Pada pukul 09.04 WIB Dita Trisnaningtyas, S.Kep. Ns selaku pembawa acara, mengucapkan selamat datang setelah rombongan Dinkes memasuki ruang pertemuan. Setelah itu, ia membacakan susunan acara untuk acara pertemuan bimtek ini.

Setelah diawali dengan doa yang dipandu oleh pembawa acara, kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Puskesmas (Kapus) Turen dr. Wahyu Widiyanti. Dalam sambutannya, Kapus mengucapkan selamat datang atas kedatangan rombongan Dinkes, dan kemudian menyapa satu per satu rombongan tersebut.


Sambutan Kepala Puskesmas Turen dr. Wahyu Widiyanti

Pada kesempatan ini, Kapus juga menginfokan kepada rombongan Dinkes bahwa pemegang program (PP) PTM di Puskesmas Turen sedang mengalami pergantian dari perawat Dicky Pratama Putra kepada Dita Trisnaningtyas, S.Kep. Ns.

Kapus berharap, setelah bimtek ini semoga aktivitas perawat di kelurahan/desa bisa berjalan efektif dan efisien. Selain itu, Kapus juga menginginkan agar data skrining bisa digunakan secara bersamaan.

Usai sambutan dari Kapus, acara diteruskan dengan arahan dari Kepala Seksi PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. Pada kesempatan ini, Paulus mengatakan bahwa wilayah lingkungan kerja Puskesmas Turen merupakan nomor 2 luasnya setelah Puskesmas Kepanjen dengan 18 wilayah (kelurahan/desa).


Ruang Pertemuan Puskesmas Turen

Paulus mengakui bahwa semangat sumber daya manusia (SDM) di lingkungan Puskesmas Turen memang tidak diragukan lagi.

“Semua peserta bimtek sudah berkumpul sebelum rombongan Dinkes datang”, kata Paulus

Kemudian Paulus memperkenalkan rombongan Seksi PTM dan Keswa dan salah seorang Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) yang hadir dalam bimtek ini. Berbeda dengan tahun sebelumnya, kali ini Seksi PTM dan Keswa datang secara rombongan.


Materi SPM PTM

Tujuan datang dalam bimtek di Puskesmas Turen tidak lagi mengambil data atau copy paste saja, melainkan ingin melakukan pembinaan. Oleh karena itu, rombongan Dinkes ini nanti akan memberikan materi PTM dan Keswa serta mempraktekkannya.

Diakui Paulus, Puskesmas Turen telah banyak menorehkan prestasi. Puskesmas Turen merupakan Puskesmas yang pertama kali sudah melakukan Pandu PTM. Berkat pengalaman Pandu PTM itu, Puskesmas Turen berkesempatan menularkan pengalamannya ke beberapa Puskesmas yang ada di Kabupaten Bondowoso.

Lalu, pada kesempatan ini Paulus juga menjelaskan perihal program inovasi baru Dinkes yang dikenal dengan SMARThealth. Mulanya program deteksi dini penyakit kardiovaskular ini diujicobakan di 4 desa yang ada di Kabupaten Malang. Dari hasil uji coba tersebut, kader kesehatan yang dilatih SMARThealth berhasil melakukan skrining sebanyak 91% dari jumlah penduduk berusia 40 tahun ke atas di 4 desa tersebut.


Pendampingan praktek ePuskesmas

Tahun 2021 ini, Puskesmas Turen dijadwalkan akan mereplikasi SMARThealth. Dinkes sudah mengalokasikan SMARThealth Kit sebanyak 5 set per desanya. Oleh karena itu, Puskesmas Turen harus menjadwalkan pelatihan kader kesehatan untuk 2 kelurahan dan 15 desa yang ada di lingkungan kerja Puskesmas Turen.

Penganggarannya bisa cost sharing dengan pihak desa. Puskesmas menganggarkan untuk narasumber dan konsumsi semua peserta pelatihan, sedangkan desa memberikan uang transport kepada kadernya yang akan mengikuti pelatihan SMARThealth.

Setelah arahan dari Kasi PTM dan Keswa, acara berikutnya adalah pemaparan materi oleh Nur Ani Sahara, S.Kep. Ns, pemegang program PTM, dengan mengambil judul “Bentuk Layanan Standar Pelayanan Minimal (Berdasarkan PMK No. 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar SPM).”


Demo ePuskesmas

Dalam paparannya, Nur Ani mencoba menjelaskan bahwa Standar Pelayanan Minimal (SPM) itu merupakan kerja wilayah. Perawat harus mengetahui jumlah penduduk yang menjadi target sasaran dalam SPM. Setelah itu, perawat bisa memetakan target sasaran dalam capaian SPM.

Seandainya warga yang ada di desa itu periksa ke Puskesmas, Ponkesdes atau pada saat ada kegiatan Posbindu mungkin akan mudah dilacak, tetapi jika warga periksa di fasilitas kesehatan (faskel) yang lain, seperti misalnya faskel swasta yang dirujuk BPJS atau lainnya, perawat desa juga diharapkan mengetahuinya.

Trend kesehatan ke depan adalah skrining, bukan mencari penyakit atau berapa orang yang sakit, seperti hipertensi, diabetes mellitus, mata, dan sebagainya. Skrining dijalankan sendiri-sendiri oleh perawat tanpa sinergi niscaya tidak pernah akan tercapai dalam meraih SPM. Untuk itulah, bimtek kali ini menghadirkan perawat yang ada di kelurahan maupun desa.


Materi Indera

SPM dihitung berdasarkan jumlah per individu yang diperiksa, bukan dilihat atas kunjungannya. Jadi, orang yang setiap bulan berkunjung ke Posbindu akan dihitung 1 SPM. Untuk itu, perawat harus jeli dalam penyelenggaraan Posbindu.

Menurut Nur Ani, nanti bila sudah ada kader SMARThealth, perawat akan terbantukan dalam tugasnya. Kader SMARThealth merupakan kader kesehatan yang terlatih. Ia akan mudah diberdayakan dalam membantu perawat melakukan entri data di ePuskesmas. Inovasi SMARThealth didesain agar kader kesehatan bisa melakukan skrining dari rumah ke rumah dengan dibekali 1 set SMARThealth Kit dan aplikasi eKader untuk mengingput data skrining yang kemudian langsung bridging ke ePuskesmas.

Setelah itu, Nur Ani mengajak peserta pertemuan untuk belajar menghitung target capaian SPM berdasarkan panduan SPM yang diberlakukan secara nasional itu.


Belajar ePuskesmas

Setiap perawat diharap semuanya mencoba. Hal ini agar supaya perawat paham betul cara menghitung target capaian SPM dari target sasaran yang ada di kelurahan/desa. Dengan mengetahui target capaian dalam SPM, perawat akan bisa membuat tindakan bagaimana caranya untuk memenuhi capaian SPM tersebut.

Nur Ani memahami kondisi masa pandemi ini memang susah mengumpulkan orang, maka itu ketika bisa berkumpul, manfaatkanlah dengan sebaik mungkin.

Dalam hal ini, Kapus yang dengan telaten menyimak mengenai materi SPM ini, menjelaskan kepada peserta pertemuan sebelum meninggalkan tempat karena akan menghadiri acara di Kantor Camat Turen.


Peserta Bimtek Bertanya

Menurut Kapus, sebenarnya memenuhi target sasaran maupun capaian tidaklah terlalu sulit. Caranya dengan memanfaatkan setiap pertemuan di desa untuk melakukan skrining. Paradigmanya harus dirubah. Jangan yang sakit saja tetapi juga yang sehat. Karena sesungguhnya skrining itu untuk melakukan deteksi dini.

Melihat animo perawat di lingkungan Puskesmas Turen, Nur Ani merasa senang. Ketika sosialisasi di tempat lain, perawat pada umumnya masih berpikir, tapi untuk Puskesmas Turen ini dengan semangatnya terlihat sangat siap.

Pukul 10.34 WIB peserta pertemuan ini diajak untu praktek menggunakan ePuskesmas Skrining PTM Dalam Gedung dan Luar Gedung. Acara ini dipandu Nur Ani dengan dibantu oleh Candra Hernawan, S.Kom dan Kristina Dewi, A.Md. Keb.

Setelah diajari dan diberi contoh demo penggunaan ePuskesmas lewat laptop yang disorotkan ke layar besar melalui proyektor, semua perawat disuruh untuk mepraktekkan sendiri-sendiri.


Materi Kesehatan Jiwa

Dalam praktek itu dijumpai seorang perawat yang menemukan kendala. Pada saat menginput Skrining PTM Luar Gedung, bila nama dokter atau tenaga kesehatannya diisi, hasil inputannya tidak muncul. Tetapi bila nama dokternya tidak diisikan, hasilnya malah bisa muncul.

Setelah demo ePuskesmas, acara bimtek kemudian diisi dengan pemaparan materi Indera Fungsional oleh Krisitina Dewi, A.Md.Keb., staf PTM yang membidanginya. Kristina mencoba menjelaskan target sasaran dan capain dalam pemenuhan SPM Indera, dan sekaligus menerangkan form-form yang terkait dalam SPM itu.

Pukul 11.22 WIB diteruskan dengan pemaparan materi Keswa oleh Gatot Sujono, S.St., M.Pd, penangung jawab Keswa. Dalam paparannya, Gatot mengingatkan kepada perawat mengenai pengalaman mengurus ODGJ yang umumnya kurang mampu. Birokrasi mengurusnya terlalu lama, sementara RSJ menargetkan 2 x 24 jam saja. Oleh karena itu, Gatot menyarankan kepada perawat untuk memperjuangkan ODGJ yang tidak mampu itu untuk mendapatkan KIS.

Melihat capaian di Puskesmas Turen, SPM Keswa tergolong bagus meski masih dijumpai ada yang dobel namanya. Hal ini dimaklumi karena pada waktu itu ketika sedang mengentri servernya sedang bermasalah. Jadi input kembali dan akhirnya malah menjadi dobel.

Gatot juga mengingatkan bahwa layanan kunjungan ODGJ tidak bertumpu pada saat ODGJ berkunjung periksa ke Puskesmas, tetapi juga menghendaki ada kunjungan perawat dan kader ke rumah ODGJ secara berkala. Sehingga, yang mengisi kohort itu sebaiknya adalah perawat yang ada di lapangan. PP Keswa sebatas memantau dan mengkoodinasinya.

Usai pemaparan materi Keswa, dilanjutkan dengan closing statement dari Kasi PTM dan Keswa. Dalam pernyataan penutup itu, Paulus mengatakan bahwa Pandu PTM merupakan sarana penemuan PTM dan manajemen risiko PTM. Dalam Pandu PTM itu lengkap sehingga menjadi acuan Kabupaten Malang.

Paulus menghimbau kepada perawat untuk mengaktifkan kembali jika dalam situasi pandemi ini dirasa memungkinkan.

Selain itu, Paulus juga menjelaskan keutungan dengan melaksanakan replikasi SMARThealth. Perawat tidak perlu menginput data skrining di wilayahnya. Karena nanti kader SMARThealth dengan bantuan aplikasi eKader akan menginput setiap warga yang diskriningnya, baik pada kegiatan Posbindu atau door to door.

Keunggulan lainnya, setelah data skrining diinput oleh kader SMARThealth, seketika itu juga hasil pemeriksaan bahwa pasien itu memiliki risiko rendah, sedang atau tinggi bisa dilihat melalui spidometernya. Sehingga, kader juga bisa melakukan edukasi ringan terhadap hasil pemeriksaannya tersebut.

Paulus yakin Puskesmas Turen akan mampu melakukan replikasi SMARThealth dengan baik. Ini bisa dilihat dari semangat para perawatnya dan yang tak kalah pentingnya adalah pengalaman Kapus yang terlibat dalam SMARThealth sejak awal ketika masih menjadi Kapus Gondanglegi. Bahkan Kapus juga melihat dengan langsung bagaimana kader berkeliling untuk melakukan skrining.

Usai closing statement, acara dikembalikan kepada pembawa acara, dan pembawa acara kemudian mengajak peserta pertemuan bimtek untuk foto bersama. *** [090221]


Penulis : Budiarto Eko Kusumo   ǀ   Penyunting Naskah : Budiarto Eko Kusumo


Read More »

Bimbingan Teknis Program PTM dan Kesehatan Jiwa di Puskesmas Ketawang

0 Comments

Bimbingan Teknis (Bimtek) Program PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang pada hari kedelapan diselenggarakan di Ruang Aula Puskesmas Ketawang, yang beralamatkan di Jalan Raya Ketawang No. 13 Dusun Krajan RT 29 RW 04 Desa Ketawang, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Senin (08/02/2021).

Sebenarnya menurut surat pemberitahuan Dinkes No. 440/276/35.07.103/2021 tertanggal 21 Januari 2021, jadwal bimtek hari kedelapan adalah Puskesmas Dau, namun kemudian direvisi untuk mendahulukan Puskesmas yang akan melaksanakan replikasi SMARThealth di tahun 2021 ini. Sehingga, jadwal hari kedelapan dialihkan ke Puskesmas Ketawang.

Dalam acara bimtek ini menghadirkan PP PTM, PP Keswa, PP Lansia, PP UKS, dan tujuh perawat desa yang berada di lingkungan kerja Puskesmas Ketawang, yang meliputi: Ketawang, Putukrejo, Bulupitu, Sumberjaya, Ganjaran, Urek-urek, dan Putat Lor.


Peserta Bimtek di Puskesmas Ketawang

Acara pertemuan bimtek ini dimulai pada pukul 09.09 WIB. Mengawali acara bimtek diisi dengan sambutan-sambutan. Sambutan pertama dari Kepala Puskesmas (Kapus) Ketawang dr. Yuliawati. Dalam sambutannya, Kapus mengucapkan selamat datang kepada rombongan Dinkes. Kemudian ia memperkenalkan pemegang program (PP) kepada Dinkes.

Menurut Kapus, PP di Puskesmas Ketawang ini dipegang oleh perawat-perawat yang ada di desa. Jadi, perawat desa merangkap PP. Oleh karena itu, semoga perawat desa bisa belajar dalam bimtek ini.

Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Seksi (Kasi) PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. Pada kesempatan ini, Paulus mengatakan bahwa dalam bimtek tahun ini, Seksi PTM dan Keswa datang secara rombongan. Bimtek kali ini ingin membimbing para perawat desa agar supaya bisa memahami Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang harus diraih setiap Puskesmas yang ada di Kabupaten Malang.


Sambutan dari Kasi PTM dan Keswa

Tidak hanya mengambil data terus pulang, melainkan akan mengajari para perawat desa untuk bisa memenuhi SPM yang selama ini belum tercapai dengan maksimal. Jadi, harapan Paulus dalam bimtek hari ini supaya perawat desa ‘melek’ PTM dan Keswa serta mengenal inovasi SMARThealth yang tahun ini akan direplikasi di Puskesmas Ketawang.

Setelah kedua sambutan ini, acara pertemuan bimtek diteruskan dengan pemaparan yang disampaikan oleh Nur Ani Sahara, S.Kep.Ns, Koordinator Program PTM, dengan mengambil judul “Bentuk Layanan Standar Pelayanan Minimal (Berdasarkan PMK No. 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar SPM).

Pada sesi materi ini, Nur Ani mengawali dengan mengabsen terlebih dahulu terhadap peserta peremuan yang hadir di Ruang Aula Puskesmas Ketawang, dan sekaligus menanyakan kepada setiap perawat perihal Tablet yang telah didistribusikan oleh Dinkes untuk perawat.


Pemaparan Materi SPM

“Kenapa perawat difasilitasi Tablet dengan harga yang mahal? Hal ini agar supaya SPM PTM di setiap Puskesmas meningkat hasilnya”, jelas Nur Ani

Setelah itu, Nur Ani menerangkan materi SPM secara lengkap, dan filenya bisa dicopy oleh peserta. Setelah paham mengenai isi materi SPM itu, kemudian perawat desa diajak untuk memulai menghitung target sasaran dan capaiannya. Dimulai dengan pemahaman bahwa perawat desa harus mengetahui jumlah penduduk beserta kategori umurnya. Ini diperlukan bisa menghitung target sasaran dan capaiannya.

Setiap perawat desa akan ditanyai oleh Nur Ani untuk mengemukakan target sasaran yang ada di desanya masing-masing. Lalu, Nur Ani mengajak menghitungnya dengan menggunakan rumus yang telah diajarkan dalam materi SPM tersebut.


Pemaparan Materi Indera Fungsional

Setelah perawat desa dapat menghitung target sasarannya, otomatis mereka akan mengetahui capaian yang sesungguhnya harus dipenuhi dalam SPM. Sehingga, mereka sudah ada gambaran bagaimana mencapai SPM tersebut.

Nur Ani mengakui bahwa merunut dari yang sudah-sudah. masalah capaian SPM ini belum memuaskan. Untuk itu, saran dari Nur Ani adalah perlunya bersinergi lintas program dan sektoral. Kalau bekerja sendiri-sendiri selamanya tidak akan pernah tercapai.

Banyak cara yang bisa ditempuh. Pada saat konseling dari pintu ke pintu (kopipu) bisa dibarengi dengan mengukur hipertensi maupun gula darah, atau pasien yang periksa ke Puskesmas di skrining dengan memanfaatkan waktu tunggu ke ruang pemeriksaan.


Kepala Puskesmas Ketawang turut mempraktekkan ePuskesmas

Lebih lanjut, Nur Ani mengatakan bahwa nanti jika inovasi SMARThealth ini diimplementasikan di lingkungan kerja Puskesmas Ketawang, perawat desa akan terbantukan dengan kehadiran kader kesehatan terlatih.

Kader kesehatan terlatih akan mampu melakukan skrining dengan mendatangi warga dari rumah ke rumah. Karena nanti setiap kader kesehatan terlatih akan dibekali dengan SMARThealth Kit, yang isinya alat pengukur tinggi badan, metlin, timmbangan badan, alat pengukur gula darah dan kolesterol beserta sticknya.

Tahun 2021, tujuh desa di lingkungan Puskesmas Ketawang akan mendapat dropping SMARThealth Kit sebanyak 5 set SMARThealth Kit setiap desanya. Perawat desa tinggal memperjuangkan pulsa dan insentif untuk kader-kader tersebut.


Perawat desa mempraktekkan ePuskesmas

Pukul 10.23 WIB acara dilanjutkan dengan pemaparan materi Indera Fungsional oleh Kristina Dewi, A.Md. Keb. Target capaian Indera adalah 40% dari jumlah penduduk. Tahun lalu, capaian Puskesmas Ketawang sebesar 49%. Mulai tahun ini, skrining Indera akan dimintai by name, by address.

Semua program di PTM menghendaki skrining, dan harus memenuhi per individu dari target sasaran., bukan per kunjungan.

Usai materi Indera, diteruskan dngan demo mempraktekkan ePuskesmas, baik Skrining PTM Luar Gedung maupun Dalam Gedung, yang dipandu oleh Nur Ani bersama Kristina Dewi.

Peserta pertemuan diajak mempratekkan ePuskesmas. Dalam praktek itu, perawat desa masuk ke ePuskesmas sebagai tenaga kesehatan (nakes) Puskesmas, dan sekaligus mendemokan ePuskesmas oleh perawat sebagai nakes Ponkesdes.


Pemaparan Materi Keswa

Pukul 11.35 WIB acara bimtek dilanjutkan dengan pemaparan materi Keswa yang disampaikan oleh Gatot Sujono, S.St., M.Pd, staf PTM yang membidangi Keswa. Di sela-sela pemaparan, Gatot mengatakan bahwa skrining di lingkungan Puskesmas Ketawang tergolong sudah baik, lengkap. Tidak ada nama pasien yang dobel. Akan tetapi dilihat di JKN masih ada yang kosong. Kalau ada layanan seharusnya status obatnya terisi juga.

Pada kesempatan ini, Gatot juga mengingatkan bahwa perlu ada terobosan dalam penanganan ODGJ yang tidak mampu. Menurut Gatot, pengalaman mengurus rujukan ODGJ yang tidak mampu, birokrasinya panjang. Oleh sebab itu, perawat desa dimohon berkomunikasi dengan pihak desa untuk berkenan untuk memfasilitasi ODGJ tersebut dengan KIS atau asuransi yang lainnya.

Usai pamaparan materi Keswa, Paulus mencoba merangkum apa yang telah dilakukan dalam acara pertemuan bimtek ini. Menurut Paulus, tiga jam lebih kita sudah membicarakan program PTM dan Keswa. Semua hal sudah disampaikan oleh pemateri.

Harapan Paulus semoga peserta pertemuan bisa berinovasi untuk memenuhi capaian SPM. Hal ini bisa terwujud bila antar program tidak berjalan sendiri-sendiri. Lintas program yang ada di Puskesmas Ketawang harus bisa bersinergi dengan kegiatan yang ada di desa. Tidak melulu pada Posbindu saja tetapi bisa ikut kegiatan desa lainnya.

Pukul 12.12 WIB, Kapus berkenan menutup bimtek ini. Dalam closing statemnentnya, Kapus mengucapkan terima kasih atas pencerahan melalui bimtek ini. Tahun lalu, semua Ponkesdes yang ada di lingkungan Puskesmas Ketawang tidak melayani pengobatan mengenai hipertensi dan diabetes mellitus namun untuk tahun 2021 ini, Kapus berjanji akan mengupayakan dokter internship untuk menangani masalah tersebut serta akan bersinergi.

“Tidak sama-sama bekerja tetapi yang lebih penting bekerja sama”, pungkas Kapus

Semoga apa yang dilakukan dalam bimtek ini bisa bermanfaat, dan sekali lagi Kapus mengucapkan terima kasih atas bimbingannya. *** [080221]


Penulis : Budiarto Eko Kusumo   ǀ  Penyunting Naskah : Budiarto Eko Kusumo


Read More »

Kunjungan Kader Sepanjang ke Sekretariat SMARThealth

0 Comments

Ketika menghadiri kegiatan reguler Posbindu SMARThealth Anggrek 2 Kepanjen, terbersit kabar bahwa Kader Sepanjang berkunjung ke Sekretariat SMARThealth, atau disingkat dengan Sekret, yang beralamatkan di Jalan Sidoluhur No, 59B Lemah Duwur RT 07 RW 01 Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Sabtu (06/02/2021).

Kunjungan itu sebagai pelipur lara di dalam kesendirian semenjak muncul wabah Coronavirus disease-19 (COVID-19). Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak yang sangat besar pada berbagai bidang kehidupan manusia. Salah satunya adalah pembatasan sosial yang berupa larangan kegiatan saat terjadi darurat kesehatan.

Ibu-ibu kader Sepanjang bersilaturahmi ke Dilem

Menurut Aristoteles (384 SM-322 SM), seorang filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru dari Alexander Agung, bahwa manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain. Istilah yang digunakan oleh Aristoteles adalah zoon politicon. Secara harfiah, zoon berarti hewan, dan politicon bermakna bermasyarakat. Bila digabung menjadi “hewan yang bermasyarakat”. Istilah ini dipersonifikasikan Aristoteles dengan sebutan makhluk sosial.

Deraan COVID-19 ini terlihat telah mengubah fitrah manusia sebagai zoon politicon menjadi zoom politicon setiap pembatasan sosial diberlakukan. Efeknya interaksi sosial secara fisik akan berkurang.

Sehingga, ketika kita mendapat kesempatan untuk berinteraksi secara nyata patutlah disyukuri, seperti kunjungan kader Sepanjang ke Sekret ini.

Para sosiolog, atau orang yang ahli di dalam ilmu kemasyarakatan (ilmu sosial), berpendapat bahwa tindakan awal dalam penyelerasan fungsi-fungsi sosial dan berbagai kebutuhan manusia diawali oleh dan dengan melakukan interaksi sosial atau tindakan komunikasi satu dengan lainnya.

Kunjungan kader Sepanjang sebagai perwujudan interaksi sosial itu juga memiliki makna sebagai silaturahmi. Kata silaturahmi terbentuk dari dua kosa kata, silahun dan dan ar-rahm. Silahun artinya hubungan, dan ar-rahm artinya kasih sayang, persaudaraan atau rahmat Allah ta’ala. Silaturahmi adalah hubungan persaudaraan yang terikat atas dasar kebersamaan, persaudaraan, saling mengasihi, melindungi, sehingga rahmat Allah menyertai di tengah ikatan persaudaraan itu.

Dalam silaturahmi itu, kita mengobrol bersama. Mulai dari kabar kesehatan, tanaman yang menghijau di Sekret, kisah-kisah selama masa pandemi, hingga SMARThealth. Saking asyiknya tanpa terasa, obrolan itu sampai memakan waktu selama 3 jam lamanya.

Silaturahmi ini seolah-olah telah mengembalikan fitrah kita sebagai manusia secara nyata. Hal ini selaras dengan apa yang dikemukakan oleh Dadang Hawari, seorang pskiater kondang dan juga Guru Besar Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI):

“Manusia adalah makhluk sosial. Anda tidak dapat hidup menyendiri. Sebaiknya Anda banyak bergaul, banyak relasi, banyak teman, dan jangan menarik diri dari pergaulan sosial. Dari sekian banyak sahabat dan kenalan, tentu ada yang lebih akrab, kepada siapa Anda dapat bertukar pikiran mengenai hal-hal yang sifatnya pribadi, perbanyaklah silaturahmi. Dalam hidup ini Anda memerlukan orang di mana Anda mengeluarkan segala uneg-uneg ataupun apa saja yang dapat menimbulkan ketegangan jiwa Anda” (Dadang Hawari, 1999 , hal. 81)

Terima kasih ibu-ibu kader Sepanjang dan Pak Sujud, yang telah berkenan bersilaturahmi ke Sekret. Semoga kita senantiasa menjaga kesehatan dan taat protokol kesehatan dengan menerapkan 3M, “memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.” *** [060221]


Penulis : Budiarto Eko Kusumo   ǀ   Penyunting Naskah : Budiarto Eko Kusumo


Read More »

Kasi PTM dan Keswa Tinjau Posbindu SMARThealth Anggrek 2 Kepanjen

0 Comments

Kepala Seksi (Kasi) PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) meninjau kegiatan regular Posbindu SMARThealth Anggrek 2 Kepanjen di Balai RW 01 Kepanjen yang beralamatkan di Jalan Wahidin Sudirohusodo, RT 05 RW 01 Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada hari Sabtu (06/02/2021).

Dalam kunjungannya, Kasi PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM didampingi oleh staf Keswa Gatot Sujono, S.St. M.Pd. Tampak hadir pula, dua orang dari Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).


Kader dan Petugas Kesehatan di Kepanjen, Malang

Kunjungan itu atas undangan dari kader Kepanjen. Di sela-sela waktu longgarnya, Paulus menyempatkan diri hadir pada kegiatan regular Posbindu SMARThealth Anggek 2. Kegiatan regular ini sempat vakum sekian bulan semenjak datangnya pandemi COVID-19. Baru bulan Februari ini, kegiatan mulai dijalankan kembali setelah berkonsultasi dengan petugas kesehatan Ponkesdes Panji Husada.

Kegiatan Posbindu ini menggunakan protokol kesehatan. Setiap warga yang hendak memeriksakan diri wajib pakai masker, dan mencuci tangan terlebih dahulu sebelum masuk ke Balai RW. Setelah cuci tangan, warga dipersilakan mendaftarkan dulu di meja 1 yang berada di teras Balai RW.

 

Pengukuran Tekanan Darah

Dari meja 1, warga akan diukur berat badannya, lingkar pinggang dan tinggi badannya. Kemudian dipersilakan duduk di kursi untuk dilakukan wawancara dengan menggunakan Kartu Skrining Kesehatan Posbindu PTM oleh kader. Setelah itu disarankan untuk menuju ke meja 2.

Di meja 2, warga akan disambut oleh kader yang bertugas melakukan pengukuran tekanan darah dengan menggunakan Automatic Blood Pressure Monitor (Tensimeter Digital). Warga akan diperiksa sebanyak 3 kali pengukuran guna mencari rata-rata tekanan darahnya.


Pemeriksaan Gula Darah dan Kolesterol

Usai di meja 2, warga dipersilakan untuk menuju ke meja 3 yang terpisah oleh partisi warna hijau muda ala PAUD. Di meja 3, warga akan mendapat layanan pemeriksaan gula darah dengan menggunakan Blood Glucose Test Meter, dan kolesterol dengan memakai Blood Cholesterol Test Meter.

Dari meja 3 seharusnya warga yang periksa menuju ke meja 4. Namun kebetulan di meja 4, yang biasanya menjadi meja konsultasi antara warga dengan dokter Puskesmas Kepanjen, terpaksa ditiadakan. Hal ini dikarenakan jadwal Posbindu berbarengan dengan jadwal vaksinasi di Puskesmas Kepanjen.


Meja Pengambilan Obat

Sehingga, warga yang periksa langsung menuju ke meja 5. Di meja 5 itu ada 1 perawat dan 2 bidan yang siap memberikan obat kepada warga yang dari hasil pemeriksaan dan pengukuran mengindikasikan highrisk. Bila hasil pemeriksaan dan pengukuran menunjukkan dalam keadaan normal, warga bisa langsung meninggalkan Balai RW.

Dalam kegiatan Posbindu tersebut, kader yang hadir ada 7 orang. Ketujuh kader tersebut memainkan peran yang telah ditetapkan. Ada yang melakukan pendaftaran, skrining dengan menggunakan Kartu Skrining Kesehatan Posbindu PTM, dan pengukuran kesehatan.


Kasi PTM dan Keswa menyerahkan tali asih kepada Bidan Yudha Purwaningdyah Sarihandini

Kegiatan yang dimulai pada pukul 08.15 WIB dan berakhir pada pukul 11.30 WIB itu, berhasil diperiksa sebanyak 31 warga dengan jadwal kunjungan diatur berjenjang waktunya. Hal ini agar supaya tidak terjadi kerumunan.

Dalam kegiatan Posbindu itu terlihat Kasi PTM dan Keswa berkeliling untuk melihat aktivitas dari meja 1 hingga meja 5, dan terkadang mengajak dialog dengan kader yang bertugas dalam kegiatan tersebut. Tak hanya terbatas melihat pada pemeriksaan saja, Paulus juga tertarik mengetahui ihwal kegiatan Posbindu yang sudah berlabel mandiri ini.


Staf Keswa menyerahkan tali asih kepada Bidan Reny Dewi Prasasti

Berkat keaktifan, pengelolaan, dan kerja sama lintas sektoral yang baik, Posbindu ini pernah dinobatkan sebagai Posbindu SMARThealth Yang Berprestasi di Kabupaten Malang Tahun 2020. Bahkan Kasi PTM dan Keswa sendiri yang mengantar perwakilan kader Posbindu SMARThealth Anggrek 2, Agustin Shintowati, untuk menerima penghargaan dari Bupati Malang yang bertepatan dengan peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-56 dan Hari Jadi Kabupaten Malang ke-1250 pada 19 November 2020 di Pendopo Agung Kabupaten Malang.

Setelah warga tidak ada yang datang untuk periksa, acara dilanjutkan dengan pemberian kue ulang tahun secara surprise kepada Bidan Yudha Purwaningdyah Sarihandini. Ucapan selamat pun akhirnya mengalir dari Kasi PTM dan Keswa, staf Keswa, teman sejawatnya di Ponkesdes, kader, maupun Tim SMARThealth UB.


Warga yang secara rutin memeriksakan diri di Posbindu SMARThealth Anggrek 2

Ternyata pada hari ini, yang berulang tahun ada 2 orang. satunya adalah kader yang bertugas di Posbindu itu, namanya Edy Hartutik. Ucapan selamat ulang tahun pun akhirnya mengalir juga untuk kader tersebut.

Surprise pada sela-sela kegiatan Posbindu itu ternyata datangnya tidak cukup sekali. Surprise kedua berupa tali asih.

Penyerahan tali asih yang digagas oleh kader itu, diserahkan oleh Kasi PTM dan Keswa kepada Bidan Yudha Purwaningdyah Sarihandini. Tali asih yang kedua diserahkan oleh staf Keswa kepada Bidan Reny Dewi Prasasti, dan tali asih yang ketiga dberikan oleh perwakilan Tim SMARThealth UB kepada Perawat Nurul Mashfiyah.


Kasi PTM dan Keswa bersama staf dengan latar belakang papan nama Posbindu

Uniknya, setelah perwakilan Tim SMARThealth menyerahkan tali asih, ia sendiri juga mendapatkan tali asih, yang diberikan oleh Bidan Reny Dewi Prasasti.

“Jangan dilihat barangnya tapi lihatlah keikhlasannya” pesan Kasi PTM dan Keswa

Tali asih itu dimaknai sebagai suatu penanda yang diberikan atas dasar keikhlasan untuk mempererat silaturahmi. Menurut Agustin Shintowati, kader Kepanjen merasa bisa seperti ini tidak terlepas dari pelatihan maupun wawasan yang diberikan oleh petugas kesehatan maupun SMARThealth.

Setelah itu acara dilanjutkan dengan foto bersama dan disambung dengan mencicipi nasi kotak yang telah disediakan. oleh kader, dan kue ulang tahun yang telah dipotong. *** [060221]


Penulis : Budiarto Eko Kusumo   ǀ   Penyunting Naskah : Budiarto Eko Kusumo


Read More »