Membuat Video Promkes di Tablet
Dalam program SMARThealth ini nanti, kader akan dibekali dengan Tablet. Yang dimaksud dengan tablet di sini bukanlah pengertian tablet dalam kefarmasian atau obat, namun pengertian tablet dalam SMARThealth adalah komputer yang tipis berlayar sentuh dengan ukuran terkecil 7 inchi. Tablet ini memiliki kemampuan seperti laptop dan handphone, kadang sistem operasi yang dipasangkan adalah android dan windows.
Tablet ini nanti akan diisi aplikasi yang memungkinkan kader kesehatan untuk mengumpulkan informasi status risiko penyakit kardiovaskular, melakukan promosi kesehatan (promkes) jantung dan merujuk pasien berisiko tinggi ke perawat atau dokter.
Sebelum Indonesia, SMARThealth terlebih dahulu diujicobakan di India oleh the George Institute for Global Health. Karena itu aplikasi SMARThealth dalam tablet semula masih menggunakan bahasa Urdu, tulisannya seperti bahasa Sansekerta yang selama ini dikenal di Indonesia.
Berhubung SMARThealth akan diperluas ke Indonesia oleh the George Institute for Global Health, maka dengan itu bahasa yang ada di aplikasi tersebut harus diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Hal ini tentunya juga sedikit akan membawa kepada perubahan video promkes yang terdapat di dalam tablet.
Video yang dilatarbelakangi budaya India juga akhirnya diganti dengan video yang bernuasa Indonesia. Hal ini agar supaya responden high risk yang dikunjungi kader kesehatan nanti saat diputarkan video promkes itu mengerti maksudnya, dan tidak asing dengan gambar yang ada di dalam tayangan tersebut. Karena dalam video itu sudah menggunakan orang-orang Indonesia.
Mengantisipasi hal ini, Dr. Sujarwoto berusaha untuk menghubungi salah seorang mahasiswa di Fakultas Ilmu Komputer (Filkom) Universitas Brawijaya untuk membuatkan video tersebut. Mahasiswa yang bernama Ilyas Habiburrahman ini memang dikenal piawai dalam membuat video atau animasi digital seperti itu.
Dalam pembuatan video itu, Dr. Sujarwoto berkali-kali menjumpai Ilyas Habiburrahman di kampusnya agar supaya ‘roh’ dalam video itu tetap mengenai seperti di India. Karena video itu akan digunakan untuk promkes mengenai risiko penyakit kardiovaskular di Indonesia. *** [250716]
Tablet ini nanti akan diisi aplikasi yang memungkinkan kader kesehatan untuk mengumpulkan informasi status risiko penyakit kardiovaskular, melakukan promosi kesehatan (promkes) jantung dan merujuk pasien berisiko tinggi ke perawat atau dokter.
Paparan Dr. Sujarwoto untuk video promkes |
Sebelum Indonesia, SMARThealth terlebih dahulu diujicobakan di India oleh the George Institute for Global Health. Karena itu aplikasi SMARThealth dalam tablet semula masih menggunakan bahasa Urdu, tulisannya seperti bahasa Sansekerta yang selama ini dikenal di Indonesia.
Berhubung SMARThealth akan diperluas ke Indonesia oleh the George Institute for Global Health, maka dengan itu bahasa yang ada di aplikasi tersebut harus diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Hal ini tentunya juga sedikit akan membawa kepada perubahan video promkes yang terdapat di dalam tablet.
Tanda segitiga dan bulatan berisi video promkes |
Video yang dilatarbelakangi budaya India juga akhirnya diganti dengan video yang bernuasa Indonesia. Hal ini agar supaya responden high risk yang dikunjungi kader kesehatan nanti saat diputarkan video promkes itu mengerti maksudnya, dan tidak asing dengan gambar yang ada di dalam tayangan tersebut. Karena dalam video itu sudah menggunakan orang-orang Indonesia.
Mengantisipasi hal ini, Dr. Sujarwoto berusaha untuk menghubungi salah seorang mahasiswa di Fakultas Ilmu Komputer (Filkom) Universitas Brawijaya untuk membuatkan video tersebut. Mahasiswa yang bernama Ilyas Habiburrahman ini memang dikenal piawai dalam membuat video atau animasi digital seperti itu.
Dalam pembuatan video itu, Dr. Sujarwoto berkali-kali menjumpai Ilyas Habiburrahman di kampusnya agar supaya ‘roh’ dalam video itu tetap mengenai seperti di India. Karena video itu akan digunakan untuk promkes mengenai risiko penyakit kardiovaskular di Indonesia. *** [250716]
0 Comments: