Uji Coba Aplikasi SMARThealth untuk Kader

Dalam SMARThealth Extend ini terdapat implementasi program SMARThealth di India dan Indonesia. Program di India berjalan terlebih dahulu kemudian disusul Indonesia. Oleh karena itu, aplikasi program yang diterapkan juga sama persis.
Namun pada kenyataannya, aplikasi tersebut tidak serta merta langsung bisa digunakan oleh kader, sama persis ketika enumerator turun lapangan pada survey baseline (screening). Aplikasi itu harus mengalami dua kali terjemahan. Dari bahasa Hindia diterjemahkan ke bahasa Inggris, setelah itu baru diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Setelah melalui proses terjemahan, aplikasi itu mulai diujicobakan di Sekretariat SMARThealth pada  hari Jumat, 7 Oktober 2016. Dalam uji coba itu masih dijumpai beberapa persoalannya, yaitu di dalam aplikasinya masih ada kesalahan keterangan obat, seperti untuk obat antipatelet isinya malah obat penurun lipid. Obat kencing manis belum ada isiannya.
Selain itu,di aplikasi SMARThealth yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia masih ada bahasa Hindi khususnya di bagian informasi, dan pada bagian riwayat pengobatan masih terdapat penggunaan bahasa Inggris, seperti Blood Glucose Treatment. Pada sejarah rujukan pasien, untuk isian lainnya space hanya cukup beberapa kata saja sehingga perlu dilebarkan.
Tak hanya itu, untuk video promosi, tampilannya tidak bisa langsung otomatis yang landscape sehingga hal ini menyulitkan kader seandainya sudah turun lapang.
Uji coba aplikasi ini memang memakan waktu berbulan-bulan lantaran untuk benar-benar siap sesuai dengan kondisi di Indonesia. *** [071016]

0 Comments: