Back up dan Cleaning Data Intervention Baseline Kader

Back up dan Cleaning Data pada Intervention Baseline Kader dilakukan setelah skrining kesehatan yang dilakukan oleh kader selesai. Hasil skrining yang diinput oleh kader dengan Tablet Samsung Galaxy Tab 3 V itu tersimpan secara online di Cloud Storage. Istilah tersebut berasal dari dua kata pembentuknya, yaitu cloud dan storage. Cloud jika dialihbahasakan dalam bahasa Indonesia, berarti awan. Awan dalam dunia teknologi adalah simbol dari internet. Sedangkan storage berarti penyimpanan atau media penyimpanan. Jika kedua kata tersebut disandingkan, maka Cloud Storage bisa didefinisikan sebagai sebuah teknologi yang digunakan untuk melakukan penyimpanan data digital dengan cara memanfaatkan server virtual.
Peneliti SMARThealth melakukan back up data dengan mengambil file datanya dari Cloud tersebut. Back up data adalah memindahkan atau menyalin kumpulan informasi (data) yang tersimpan di Cloud Storage tersebut ke dalam laptop peneliti SMARThealth.
Setelah data diback up, langkah selanjutnya adalah melakukan cleaning data tersebut. Beberapa masalah yang sering ditemukan pada data adalah ketidakkonsistenan data, duplikasi data, human errors, atau mungkin data telah rusak pada penyimpanan data. Hal ini menyebabkan overlapping atau data yang tumpang tindih. Untuk itu diperlukan cara untuk meminimalisir masalah pada data. Salah satu caranya adalah dengan cleaning data. Cleaning data adalah sebuah langkah untuk mendeteksi dan mengoreksi (atau menghapus) sejumlah data yang kurang atau tidak akurat, setelah itu masalah-masalah yang ditemukan akan diganti, dimodifikasi atau dihapus dari database.
Proses cleaning data dipercayakan kepada peneliti SMARThealth yang saat ini menjadi research fellowship di University of Manchester, Inggris, yaitu dr. Asri Maharani, MMRS, Ph.D. Asri melakukan cleaning data skrining kesehatan yang dilakukan oleh kader selama dua bulan (Mei-Juli 2017).
Setelah data dibersihkan, dari 10.063 warga yang dikunjungi kader diidentifikasi terdapat 2.304 orang memiliki risiko tinggi (high risk) terkena Cardiovascular Disease (CVD), dan selanjutnya dikenal dengan pasien high risk. Pasien high risk sebanyak 2.304 orang tersebut kemudian akan menjadi target intervensi SMARThealth. Jumlah pasien high risk tersebut tersebar di 4 desa intervensi, yaitu Desa Sidorahayu (Wagir), Desa Karangduren (Pakisaji), Kelurahan Kepanjen (Kepanjen), dan Desa Sepanjang (Gondanglegi). *** [210719]



0 Comments: