Bimbingan Teknis Program PTM dan Kesehatan Jiwa di Puskesmas Pakisaji

Sesuai undangan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang Nomor 440/276/35.07.103/2021 yang ditujukan kepada Kepala UPT Puskesmas Se-Kabupaten Malang, hari ketiga Bimbingan Teknis (Bimtek) Program PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) ini sedianya diagendakan di Puskesmas Ampelgading, namun atas pertimbangan dari Kepala Seksi (Kasi) PTM dan Keswa jadwalnya digeser untuk mendahulukan Puskesmas yang akan melakukan repilkasi SMARThealth di tahun 2021 ini.

Hari ketiga akhirnya diadakan Bimtek Program PTM dan Keswa di Puskesmas Pakisaji yang beralamatkan di Jalan Raya Pakisaji No. 19 Dusun Jatirejo RT 10 RW 02 Desa Pakisaji, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Kamis (28/01/2021).

Pertemuan yang dipusatkan di Ruang Pertemuan Puskesmas tersebut dimulai pada pukul 09.29 WIB dengan diawali sambutan dari Kepala Puskesmas (Kapus) Pakisaji dr. Nur Syamsu Dhuha. Dalam sambutannya, Kapus mengucapkan selamat datang  kepada rombongan Seksi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang yang telah berkenan hadir di acara bimtek ini, dan berharap agar bimtek ini berjalan sesuai yang diharapkan.


Peserta Bimtek Program PTM dan Keswa di Puskesmas Pakisaji

“Dimarahi boleh tapi diajari”, pinta Kapus Pakisaji.

Setelah sambutan Kapus, diteruskan dengan sambutan dari Kasi PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. Di dalam sambutannya, Paulus memperkenalkan rombongan Seksi PTM dan Keswa yang terlibat dalam bimtek ini. Ada lima orang staf PTM dan Keswa yang hadir ditambah seorang perwakilan SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Ia juga menjelaskan bahwa tujuan bimtek ini bukan sekadar mengambil data atau copy paste saja, akan tetapi pembinaan tentang pemahaman Standar Pelayanan Minimal (SPM) PTM dan Keswa. Sehingga di tahun 2021 ini, Seksi PTM dan Keswa datang berombongan. Semua staf PTM dan Keswa dioptimalkan dalam upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (tenaga kesehatan) pada pelayanan program PTM dan Keswa di Kabupaten Malang.

Menurut Paulus, ada beberapa strategi pencapaian SPM yaitu advokasi dan sosialisasi internal dan eksternal, menguatkan dan mengaktifkan tindakan promotif, preventif, kuratif, dan paliatif, perlu  ada peningkatan SDM, penguatan sistem surveilans terpadu untuk PTM, serta mengembangkan jejaring (networking) dengan swasta dan mengoptimalkan peran kader.


Kasi PTM & Keswa serta Kepala Puskesmas Pakisaji

Selain itu, Paulus juga menerangkan program SMARThealth kepada peserta pertemuan bimtek ini yang dihadiri oleh PP PTM, PP Keswa, PP Lansia, PP UKS dan 12 perawat desa di lingkungan kerja Puskesmas Pakisaji yang berasal dari Pakisaji, Karangpandan, Glanggang, Wonokerso, Sutojayan, Karangduren, Kendalpayak, Genengan, Kebonagung, Wadung, Jatisari, dan Permanu.

Dua desa yang sudah dilatih program SMARThealth, yaitu Karangduren dan Kendalpayak, sudah melaksanakan program SMARThealth. Tahun 2021 ini akan mereplikasi program SMARThealth di 10 desa di lingkungan Puskesmas Pakisaji yang belum melaksanakan SMARThealth dengan cost sharing. Dinkes akan menyiapkan Posbindu Kit untuk desa yang akan menjalankan program SMARThealth tersebut. Setiap desa akan disuplai dengan 5 Posbindu Kit. Hal ini agar supaya meningkatkan skrining usia produktidf dan lansia.

Oleh karena itu, Paulus menghimbau kepada perawat desa agar segera mensosialisasikan dan mengajukan anggaran kepada Pemerintah Desa melalui dana desa melalui musrenbangdes yang akan segera digelar.


Perawat Desa di Lingkungan Puskesmas Pakisaji

Usai Paulus, acara pertemuan dilanjutkan dengan paparan dari staf PTM Nur Ani Sahara, S.Kep.Ns dengan mengambil judul “Bentuk Layanan Standar Pelayanan Minimal (Berdasarkan PMK No. 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar SPM)”.

Menurut Nur Ani Sahara, dalam SPM ini pada dasarnya menyasar masyarakat dengan usia produktif dan lansia. Pelayanan skrining faktor risiko pada usia produktif adalah skrining yang dilakukan minimal 1 kali dalam setahun untuk penyakit menular dan penyakit tidak menular yang meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar perut, pengukuran tekanan darah, pemeriksaan gula darah, dan anamnesa perilaku berisiko. Sedangkan pelayanan skrining faktor risiko pada lansia adalah skrining yang dilakukan minimal 1 kali dalam setahun untuk penyakit menular dan penyakit tidak menular yang meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar perut, pengukuran tekanan darah, pemeriksaan gula darah, pemeriksaan gangguan mental (pemeriksaan Geriatric Depression Scale/GDS), pemeriksaan gangguan kognitif (pemeriksaan Abbreviated Mental Test/AMT), pemeriksaan tingkat kemandirian usia lanjut (pemeriksaan Activity Daily Living/ADL), dan anamnesa perilaku risiko.

Dalam paparannya, Nur Ani Sahara juga membahas Capaian SPM Usia Produktif Tahun 2020, Capaian SPM Diabetes Mellitus Kabupaten Malang Tahun 2020, Capaian SPM Hipertensi Kabupaten Malang Tahun 2020, Capaian Skrining Indera Kabupaten Malang Tahun 2020, Capaian Skrining Gigi dan Mulut Kabupaten Malang Tahun 2020, serta Data Acuan PTM Tahun 2021 Dinkes Kabupaten Malang.


Nur Ani Sahara dengan Materi SPM

Diakui oleh Nur Ani Sahara, di masa pandemi ini memang banyak kendala dijumpai. Namun dengan bimtek ini diharapkan terjadi titik temu untuk pencapaian SPM tersebut.

Pukul 10.28 WIB diadakan praktek penggunan ePuskesmas Skrining Dalam Gedung dan Skrining PTM Luar Gedung. Praktek ini dipandu oleh Candra Hernawan, staf PTM yang membidangi IT melalui laptop yang disorotkan ke layar melalui bantuan proyektor, sedangkan penjelasannya dilakukan oleh Nur Ani Sahara dengan menggunakan microphone.

Dalam prakteknya nanti, Nur Ani Sahara menyarankan kepada perawat, bahwa pasien yang sedang menunggu pemeriksaan di Puskesmas bisa diarahkan ke meja skrining PTM. Oleh karena itu, Puskesmas perlu menyediakan meja skrining PTM di tahun 2021. Ini jika berjalan akan dapat menambah SPM.


Staf PTM mendampingi dalam praktek ePuskesmas

Setelah dirasa cukup untuk materi SPM, acara berikutnya dilanjutkan dengan paparan dari staf Keswa Gatot Sujono, S.St., M.Pd. Dalam paparannya, Gatot menerangkan pelayanan kesehatan ODGJ berat sesuai SPM tahun 2020, penilaian kerja puskesmas Keswa tahun 2020, dan kohort Keswa tahun 2020. Berangkat dari materi itu, kita bisa melakukan penilaian dan sekaligus evaluasi.

Menurut Gatot, laporan Keswa Pakisaji tergolong sudah bagus. Kendati ada pengobatan yang kosong, namun setelah mendapat keterangan dari PP Keswa Puskesmas Pakisaji bisa dimengerti alasannya kosong, seperti pasiennya menghilang atau keluarga tidak setuju dengan pemberian obat yang ada efek sampingnya.

Banyak yang dibahas mengenai Keswa di Puskesmas Pakisaji seiring dengan adanya sejumlah pertanyaan dari peserta pertemuan bimtek ini. Mulai dari penanganan pasien ODGJ yang tak memiliki KTP maupun ODGJ yang terlantar hingga perlunya mengaktifkan Posyandu Jiwa di desa. Kunjungan-kunjungan ini nantinya akan masuk SPM dan PKP.


Perawat Desa sedang mempraktekkan ePuskesmas Skrining Luar Gedung

Selain itu, Gatot juga mengingatkan kepada peserta pertemuan bimtek bahwa perawat yang membawa obat ODGJ sebaiknya dibekali surat dari bagian farmasi atau Puskesmas. Hal ini agar supaya tidak menimbulkan permasalahan ketika sedang melakukan kunjungan pemeriksaan pasien. Legalitas obat yang dibawa perawat diperlukan untuk menghindari ‘tuduhan’ penggunaan obat psikotropika.

Menginjak pukul 11.38 WIB, acara kemudian diisi dengan closing statement dari Kasi PTM dan Keswa. Paulus mengingatkan pentingnya capaian SPM bagi Puskesmas. Sekarang di PTM dan Keswa, indikatornya banyak yang memerlukan skrining.

Harapan Paulus dalam bimtek selama 3 jam ini, semoga menjadi pedoman untuk SPM. Tak lupa pula, Paulus mengingatkan bahwa Desa Karangduren dan Kendalpayak untuk tahun 2021 ini diharapkan melatih 10 desa lainnya di dalam lingkungan Puskesmas Pakisaji untuk mereplikasi SMARThealth. *** [280121]


Penulis : Budiarto Eko Kusumo   ǀ  Penyunting Naskah : Budiarto Eko Kusumo

 


0 Comments:

Bimbingan Teknis Program PTM dan Kesehatan Jiwa di Puskesmas Sumbermanjing Wetan

Hari kedua agenda kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Program PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) di tahun 2021 ini masih berada di wilayah Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Kebetulan di Kecamatan Sumbermanjing Wetan terdapat dua Puskesmas.

Sehari sebelumnya terlebih dahulu diadakan Bimtek Program PTM dan Keswa di Puskesmas Sitiarjo, dan sekarang pelaksanaan Bimtek Program PTM dan Keswa di Puskesmas Sumbermanjing Wetan, pada hari Rabu (27/01/2021).

Lokasi Bimtek diselenggarakan di Ruang Pertemuan Puskesmas Sumbermanjing Wetan yang terletak di Jalan Raya Maghenda No. 50 Krajan RT 15 RW 06 Des Harjokuncaran, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Ruang Pertemuan ini dipisahkan jalan beraspal dari bangunan induk Puskesmas tersebut.


Peserta Bimtek Program PTM dan Keswa di Puskesmas Sumbermanjing Wetan

Kegiatan Bimtek ini dimulai pada pukul 09.08 WIB dengan diisi oleh sambutan dari Kepala Tata Usaha, Trias Purborini. Trias mewakili Kepala Puskesmas Sumbermanjing Wetan, yang kebetulan sedang berada di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Malang untuk menandatangani pakta integritas yang selalu dibarukan setiap tahunnya.

Setelah itu dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Seksi PTM dan Keswa, Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. Dalam sambutannya, Paulus terlebih dahulu memperkenalkan staf Dinkes yang hadir dalam bimtek ini.

“Kenapa kita datang rombongan?” lontar Paulus.

“Hal ini agar supaya bimtek semakin berkualitas. Kita tidak datang hanya ambil data, terus pulang. Melainkan biar bisa tukar informasi program PTM dan Keswa guna memenuhi SPM.” jelas Paulus.


Sambutan-sambutan dalam Bimtek

Menurut Paulus, sasaran program PTM meliputi PTM (usia produktif, Yankes Hipertensi, Yankes Diabetes, skrining faktor risiko PTM di Posbindu), Pandu PTM di Puskesmas, deteksi gangguan indera fungsional mata dan telinga, deteksi dini kanker mulut rahim dan payudara, penerapan Kawasan Tanpa Merokok (KTR) dan Usaha Berhenti Meroko (UBM) di fasilitas kesehatan dan sekolah, pengendalian penyakit gigi dan mulut, talasemia, gagal ginjal, lupus dan kasus kecelakaan, serta pengembangan program inovasi SMARThealth.

Sedangkan, sasaran program Keswa terdiri atas pelayanan kesehatan ODGJ berat, pelayanan kesehatan ODMK, deteksi dini NAPZA di fasilitas kesehatan dan sekolah, pelayanan kesehatan rehabilitasi medik kasus penyalahgunaan NAPZA, serta penguatan Posyandu Jiwa di desa.

Untuk mencapai SPM yang lebih baik, Paulus menyarankan agar petugas kesehatan senantiasa melakukan advokasi kepada Kepala Desa, sekolah yang ada di wilayahnya, PKK maupun Camat. Di samping itu juga harus dilakukan advokasi internal, di mana program-program yang ada di Puskesmas harus bersinergi atau saling berhubungan. Kemudian perlu diupayakan promotif, preventif, kuratif maupun paliatif. Perlu juga meningkatkan sumber daya yang ada, mendukung surveilans (penyakit menular), dan membuat jejaring (networking) seperti dengan tenaga kesehatan swasta dan kader.


Paparan Materi Standar Pelayanan Minimal

Usai sambutan Kasi PTM dan Keswa, acara dilanjutkan dengan paparan materi dari staf PTM Nur Ani Sahara, S.Kep.Ns. Ia menjelaskan “Bentuk Layanan Standar Pelayanan Minimal: Berdasarkan PMK No. 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Palayanan Dasar SPM.”

Dalam paparannya, selain menerangkan masalah SPM, Nur Ani Sahara juga memberi kesempatan dialog interaktif dengan peserta bimtek yang meliputi PP PTM, PP Keswa, PP Lansia, PP UKS dan sembilan perawat yang berasal dari desa: Sumbermanjing, Harjokuncaran, Argotirto, Ringinsari, Druju, Ringinkembar, Klepu, Sekarbanyu, dan Tegalrejo.

Dari dialog itu, Seksi PTM dan Keswa bisa mendapat gambaran persoalan yang dihadapi di lapangan oleh para perawat, dan sekaligus bisa memberikan solusi alternatif untuk mengatasinya. Misalnya masalah sinyal bisa diatasi dengan menyiapkan form pertanyaan seperti yang ada di ePuskesmas. Sehingga setelah mendapatkan sinyal, perawat bisa segera menginputnya.


Praktek ePuskesmas Skrining PTM Luar Gedung

Diakui oleh Nur Ani Sahara, di masa pandemi ini memang semua mengalami kendala. Namun demikian, kendala itu bisa dicarikan jalan keluarnya seperti misalnya melakukan skrining Pandu PTM terhadap pasien yang sedang memeriksakan diri di Puskesmas. Caranya dengan memanfaatkan waktu tunggu pasien diisi dengan skrining.

Selain itu, Nur Ani Sahara juga menyinggung program SMARThealth untuk membantu peningkatan SPM. SMARThealth akan mengisi skrining yang dilakukan oleh kader baik di Posbindu maupun mengunjungi ke rumah (home visit). Pengalaman desa yang sudah menjalankan SMARThealth, diyakini petugas kesehatan dan kader kesehatan terlatih akan bisa berkarya secara komprehensif.

Tepat pukul 10.27 WIB acara kemudian dilanjutkan dengan mempraktekkan aplikasi ePuskesmas utamanya Skrining PTM Luar Gedung yang akan kerap digunakan oleh perawat di desa. Dipandu oleh Nur Anis Sahara bersama Candra Hernawan, staf PTM yang membidangi IT.


Paparan Materi Kesehatan Jiwa

Setelah praktek aplikas ePuskesmas Skrining PTM Luar Gedung, acara diisi dengan paparan materi Keswa oleh staf PTM Keswa Gatot Sujono, S.St, M.Pd. Dalam paparannya, Gatot Sujono mengawali dengan melontarkan kalimat tanya,”Kenapa saya ikut juga hadir dalam bimtek ini?”

“Karena bentuk pelaporannya menyatu juga di dalamnya”, jelas Gatot Sujono.

Menurut Gatot, dari hasil laporan bulanan yang masuk ke Seksi PTM dan Keswa, Sumbermanjing Wetan tergolong lengkap. Hanya saja masih dijumpai nama dan nomor yang ganda (double accounting). Harapannya, kedepannya jangan ada data ganda lagi dan hindari yang bolong atau kosong.

Usai paparan SPM dan Keswa, acara berikutnya diisi oleh Kasi PTM dan Keswa dengan mensosialisasikan program SMARThealth yang sudah direplikasi di beberapa Puskesmas di Kabupaten Malang. Untuk replikasi SMARThealth di Sumbermanjing Wetan diagendakan pelaksanaannya pada tahun 2022.

Kalau sudah melaksanakan program SMARThealth, perawat akan terbantukan, karena data yang diinput oleh kader kesehatan terlatih akan langsung bridging ke ePuskesmas. Oleh karena itu, yang harus dilakuka oleh perawat saat ini menurut Paulus, adalah advokasi kepada Kepala Desa perihal akan dilaksanakan program SMARThealth ini.

Mengakhiri kegiatan bimtek ini adalah closing statement oleh Kepala Tata Usaha Puskesmas Sumbermanjing Wetan. Ia mengungkapkan rasa terima kasih atas bimtek ini yang cukup mencerahkan bagi Puskesmas Sumbermanjing Wetan, dan selanjutnya akan menyikapi pemenuhan dalam target SPM seperti yang dikehendaki. *** [270121]


Penulis : Budiarto Eko Kusumo   ǀ   Penyunting Naskah : Budiarto Eko Kusumo


0 Comments:

Bimbingan Teknis Program PTM dan Kesehatan Jiwa di Puskesmas Sitiarjo

Mengawali tahun 2021, Dinas Kesehatan Kabupaten Malang melalui Seksi Penyakit Tidak Menular (PTM) dan Kesehatan Jiwa (Keswa) melakukan Bimbingan Teknis (Bimtek) Program PTM dan Keswa di Puskesmas Sitiarjo pada hari Selasa (26/01/2021).

Bimtek yang digelar di Aula Puskesmas Sitiarjo yang berada di Jalan Raya Sitiarjo No. 11 Dusun Palung RT 17 RW 04 Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur ini, bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (tenaga kesehatan) pada pelayanan program PTM dan Keswa di Kabupaten Malang.


Peserta Bimtek Program PTM dan Keswa di Puskesmas Sitiarjo

Peserta Bimtek meliputi PP PTM, PP Keswa, PP Lansia, PP UKS, dan seluruh perawat desa di lingkungan kerja Puskesmas Sitiarjo, yang terdiri atas Desa Tambak Asri, Desa Kedung Banteng, Desa Tambakrejo, Desa Sumber Agung, dan Desa Sitiarjo.

Kegiatan Bimtek yang dimulai pada pukul 09.00 WIB ini diawali dengan sambutan dari Kepala Puskesmas Sitiarjo, drg. Aniek Indarti. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Seksi PTM dan Keswa, Paulus Gatot Kusharyanto, SKM.


Sambutan Kapus Sitiarjo dan Kasi PTM dan Keswa

Dalam sambutannya, selain tugas yang diemban perihal PTM dan Keswa, Paulus juga mensosialisasikan program replikasi SMARThealth yang dijadwalkan dilaksanakan oleh Puskesmas Sitiarjo pada tahun 2022. Ia memaparkan SMARThealth secara gamblang, termasuk menyangkut pelatihan kader nantinya yang bersifat cost sharing dengan Puskesmas Sitiarjo, dan transportasi kader yang diupayakan dari dana desa.

Setelah kedua sambutan itu, kegiatan Bimtek diisi dengan paparan dari staf PTM Nur Ani Sahara, S.Kep.Ns. Ia menyampaikan materi “Bentuk Layanan Standar Pelayanan Minimal: Berdasarkan PMK No. 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar SPM Bidang Kesehatan.”
Materi ini menerangkan bagaimana capaian yang harus dipenuhi di bidang PTM oleh setiap Puskesmas, baik pada usia produktif maupun usia lanjut (lansia).


Materi Standar Pelayanan Minimal

“Semua program PTM menghendaki semua diskrining”, terang Nur Ani Sahara.

Diakui oleh Nur Ani Sahara, di masa pandemi COVID-19 ini memang semua layanan kesehatan hampir terkendala. Namun demikian skrining bisa dilakukan tanpa harus berkerumun, seperti mendatangi rumahnya, atau saat mereka periksa di Puskesmas. Pada saat pasien sedang mengantri atau menunggu ke ruang Poli, hal ini bisa dimanfaatkan untuk melakukan skrining.


Cara input Skrining PTM Luar Gedung di ePuskesmas

Usai penjelasan Nur Ani Sahara, kegiatan diisi dengan bagaimana cara input Skrining PTM Luar Gedung dengan menggunakan ePuskesmas yang dipandu oleh Candra Hernawan, staf PTM yang membidangi IT. Acara ini juga sambil dilakukan tanya jawab mengenai paparan bentuk layanan SPM.

Setelah acara itu kemudian diteruskan dengan paparan dari staf PTM bagian Keswa, Gatot Sujono, S.St., M.Pd. Ia menerangkan bahwa Keswa merupakan bagian dari PTM. Dalam pelaksanaannya, idealnya Posyandu Jiwa berdiri sendiri. Akan tetapi, tidak semua desa siap untuk hal itu sehingga kegiatan Posyandu Jiwa sementara ini bergabung dengan kegiatan Posbindu.


Materi Kesehatan Jiwa

Lebih lanjut, Gatot mengingatkan bahwa pada laporan masih ditemui sejumlah nama maupun nomor yang double accounting atau diinput lebih dari sekali. Selain itu, masih banyak dijumpai bahwa laporan Keswa masih belum maksimal. Kunjungan perawat dan kader minimal 1 bulan dan obat masih sering kosong.

Pada pukul 11.31 WIB paparan materi Keswa berakhir. Acara kemudian diisi dengan closing statement dari Kepala Puskesmas Sitiarjo dan Kepala Seksi PTM dan Keswa. Terus dilanjutkan yel-yel Puskesmas Sitiarjo yang dipimpin Kepala Puskesmas dan ditirukan oleh segenap sumber daya manusia di lingkungan Puskesmas Sitiarjo:

“Puskesmas Sitiarjo selalu bekerja sama,
Puskesmas Sitiarjo berkualitas terstandar,
Puskesmas Sitiarjo melayani dengan hati.”


Penulis : Budiarto Eko Kusumo   ǀ   Penyunting Naskah : Budiarto Eko Kusumo


0 Comments:

Supervisi Posbindu SMARThealth di Desa Mendalanwangi

Ada yang berbeda pada kegiatan Pos Pembinaan Terpadu untuk Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) yang dilaksanakan di Balai Desa Mendalanwangi yang terletak di Jalan Raya Mendalanwangi No. 14 Dusun Sekarputih RT 15 RW 05 Desa Mendalanwangi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Kamis ini (21/01/2021). Dalam pemeriksaan warga, kader SMARThealth membuka layanan pemeriksaan gangguan penglihatan.

Kader SMARThealth Desa Mendalanwangi telah mendapat pelatihan mata dari para dokter spesialis mata Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) pada 20 Juli 2019. Mereka dilatih untuk mengenali katarak maupun kelainan refraksi mata.


Kader SMARThealth Desa Mendalanwangi, Puskesmas Wagir dan Staf PTM Dinkes Kab. Malang

Dalam kegiatan Posbindu PTM Desa Mendalanwangi ini ada lima meja untuk melayani pengunjung yang memeriksakan diri. Begitu datang ke Balai Desa, pengunjung yang hendak memeriksakan diri harus menuju ke meja 1 terlebih dahulu. Di meja itu, pengunjung akan mengisi buku daftar hadir dan menyerahkan fotokopi KTP serta diukur suhu tubuhnya dengan menggunakan Thermo Gun (Termometer jidat atau kening). Kemudian kader langsung menginput data yang ada di KTP ke dalam ePuskesmas secara langsung (real time). Tapi nanti jika aplikasi eKader sudah selesai perbaikan, tidak perlu input ke ePuskesmas lagi karena dari data yang diinput ke dalam eKader secara otomatis akan bridging ke ePuskesmas.


Pendopo Balai Desa Mendalanwangi

Dari meja 1, pengunjung kemudian disarankan untuk menuju ke meja 2. Di meja 2, kader yang bertugas di situ melakukan wawancara faktor risiko PTM. Wawancara tersebut menggunakan guideline dalam Kartu Skrining Kesehatan Posbindu PTM, di antaranya riwayat penyakit pada keluarga, riwayat penyakit tidak menular pada diri sendiri, faktor risiko PTM, dan lain-lain.

Usai dari meja 2, pengunjung dipersilakan mengisi Self Reporting Questionnaire (SRQ) 29 sebelum menuju ke meja 3. SRQ 29 merupakan kuesioner yang dikembangkan oleh World Health Organization (WHO) sebagai alat ukur adanya masalah/gangguan jiwa. SRQ 29 berisi 29 pertanyaan yang berhubungan dengan masalah yang mungkin mengganggu selama 30 hari terakhir. Setiap gangguan yang ditemukan sebaiknya segera dilakukan intervensi untuk mengatasinya.


Kader memeriksa suhu badan dengan Thermo Gun

Di meja 3, pengunjung akan diukur tinggi badan, berat badan dan lingkar pinggang serta tekanan darah. Dari pengukuran tinggi badan dan berat badan, kader bisa menghitung IMT (Indeks Massa Tubuh).

Rampung di meja 3, pengunjung melanjutkan langkah pemeriksaan di meja 4. Di meja 4, pengunjung menerima pemeriksaan laboratorium ringan yang meliputi gula darah, kolesterol maupun asam urat. Hasil pengukurannya akan dicatat untuk ditunjukkan ke dokter yang bertugas di meja 5.

Berbeda dengan meja 1 hingga 4 yang diisi oleh kader SMARThealth, meja 5 diisi oleh dokter Puskesmas (dr. Yunita Faradiba dan dr. Prisilla Kristina) dan perawat (Chorina Kusbiantoro, A.Md. Kep) maupun bidan (Naning Fadilah, A.Md. Keb) yang ada di Ponkesdes setempat.


Kader sedang memeriksa mata seorang warga

Di meja 5, pengunjung bisa berkonsultasi dengan dokter perihal hasil pengukuran tekanan darah, gula darah, kolesterol dan asam urat maupun keluhan badan lainnya. Sedangkan pada saat konsultasi, dokter juga bisa melakukan identifikasi faktor risiko PTM, edukasi faktor risiko PTM, dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM, seperti pemberian obat atau pemeriksaan lanjutan di Puskesmas.

Setelah dari meja 5, berarti alur pemeriksaan setiap pengunjung sudah selesai dan pengunjung boleh pulang. Namun sebelum pulang, kader yang bertugas di bagian konsumsi akan memberikan makanan ringan dan minuman terlebih dulu kepada warga yang memeriksakan diri.

Tampak hadir dalam kegiatan Posbindu PTM tersebut adalah Paulus Gatot Kusharyanto, SKM (Kepala Seksi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang), Nur Ani Sahara, S.Kep.Ns (staf PTM), dan Kristina Dewi, A.Md. Keb (staf PTM) serta perwakilan SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).


Evaluasi Hasil Supervisi Staf PTM Dinkes Kab. Malang kepada Kepala Puskesmas Wagir dan Ponkesdes Mendalanwangi

Dari Puskesmas Wagir, selain kedua dokter hadir juga pemegang program PTM Fenny Noviana, A.Md. Kep, dan kemudian menyusul Kepala Puskesmas Wagir, drg Prima Puspitorini juga hadir dalam kegiatan Posbindu tersebut. Selain itu, menyusul hadir juga Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Wagir Aris.

Kegiatan yang berlangsung dari pukul 08.30 hingga dhuhur ini hadir 40 warga yang memeriksakan diri, yang terdiri dari  9 laki-laki dan 31 perempuan. Mereka datang ke Balai Desa secara bergiliran sesuai dengan protokol kesehatan agar supaya tidak membentuk kerumunan.

Menjelang selesai kegiatan, dilakukan foto bersama kader SMARThealth yang mengenakan seragam APD (Alat Pelindung Diri) berwarna kuning keemasan, dan setelah itu yang hadir boleh mencicipi hidangan yang dibuat oleh ibu-ibu kader, seperti sawut dengan gula merahnya yang legit, pudding dengan warna hijau di atas dan coklat di bawah, donat dengan taburan coklat dan keju, aqua gelas, teh Pucuk Harum, dan buah rambutan. Pulangnya dibawain nasi dalam kardus. *** [210121]


Penulis: Budiarto Eko Kusumo   ǀ   Penyunting Naskah: Budiarto Eko Kusumo


0 Comments: