Bimbingan Teknis Program PTM dan Kesehatan Jiwa di Puskesmas Dampit

Bimbingan Teknis (Bimtek) Program PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) hari kesebelas diselenggarakan di Puskesmas Dampit yang beralamatkan di Jalan Semeru Selatan No. 4 Dampit Barat RT 05 RW 02 Kelurahan Dampit, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Kamis (11/02/2021).

Puskesmas Dampit ini berada di kawasan yang cukup ramai. Berada di jalan utama lintas Turen-Lumajang, dan bersebelahan dengan Kantor Camat Dampit serta depannya terdapat deretan toko-toko yang lumayan besar.

Sebenarnya jadwal bimtek hari kesebelas berdasarkan surat pemberitahuan dari Dinkes No. 440/276/35.07.103/2021 adalah Puskesmas Jabung, namun kemudian direvisi untuk memprioritaskan Puskesmas yang akan melakukan replikasi SMARThealth di tahun 2021 ini.


Peserta Bimtek di Puskesmas Dampit

Rombongan Dinkes tiba di Puskesmas Dampit sekitar pukul 09.04 WIB. Kemudian disambut Kepala Puskesmas (Kapus) Dampit, dan diajak ke Ruang Kapus sambil menunggu selesainya pertemuan internal Puskesmas di Ruang Rapat.

Setelah selesai pertemuan itu, rombongan Dinkes dipersilakan menuju ke Ruang Pertemuan. Pembawa acara Damai P., A.Md. Farm mengawali acara bimtek ini dengan mengucapkan basmalah (Bismillahirrahmannirrahiim) terlebih dahulu, dan terus membacakan susunan acara dalam pertemuan bimtek ini.

Acara selanjutnya diisi dengan sambutan-sambutan. Sambutan pertama disampaikan oleh Kapus Dampit dr. Uswatun Hasanah. Dalam sambutannya, Kapus mengucapkan selamat datang kepada rombongan Dinkes yang akan memberikan pencerahan dalam bimtek ini.

“Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain”, kata Kapus


Sambutan Kepala Puskesmas Dampit

Dengan bimtek ini semoga peserta bisa bermanfaat bagi orang banyak, dan Kapus berharap dengan bimtek ini, peserta pertemuan yang umumnya adalah perawat-perawat di kelurahan/desa, dapat memahami dan pada akhirnya bisa memenuhi capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM).

“Bimtek itu membina, buka membinasakan”, seloroh Kapus

Selanjutnya, forum diserahkan kepada rombongan Dinkes. Kapus juga memohon maaf bila penyambutannya yang seadanya dan tidak bisa mendampingi bimtek ini secara full time.

Sambutan kedua diisi oleh Kepala Seksi (Kasi) PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. Dalam kesempatan ini, Paulus mengucapkan terima kasih kepada Kapus yang telah berkenan memfasilitasi acara pertemuan bimtek ini. Kemudian Paulus memberikan wejangan kepada peserta pertemuan yang terdiri dari pemegang program (PP) PTM, PP Indera, PP UKS, PP Lansia, PP Keswa dan 6 perawat yang berada di lingkungan kerja Puskemas Dampit, yang meliputi: Dampit, Amadanom, Bumirejo, Srimulyo, Baturetno, dan Sukodono.

Menurut Paulus, setiap awal tahun, Seksi PTM dan Keswa mengadakan bimtek. Bimtek kali ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Tidak hanya mengambil data (copy paste) saja tetapi ingin memastikan apakah program PTM dan Keswa pada layanan sudah sesuai dengan standar yang ada.


Materi SPM PTM

Oleh karena itu, kenapa tahun ini yang datang dari Seksi PTM dan Keswa dalam bimtek ini rombongan. Karena Seksi PTM dan Keswa akan memberikan pencerahan kepada semua peserta yang hadir di bimtek ini.

Bimtek ini bersifat terpadu. Peserta pertemuan akan dilatih untuk memahami bagaimana program PTM dan Keswa serta cara menghitung sasaran maupun target capaian SPM. Selain itu, peserta akan diajari aplikasi ePuskesmas yang terkait dengan Seksi PTM dan Keswa. Sehingga, dalam bimtek ini, Seksi PTM dan Keswa menyasar perencanaan, pelaksanaan, pencatatan, dan pelaporannya.

Tak lupa pula, Paulus menjelaskan rencana replikasi SMARThealth di lingkungan Puskesmas Dampit di tahun 2021 ini. SMARThealth adalah program deteksi dini penyakit kardiovaskular dengan memberdayakan kader kesehatan yang dibantu dengan aplikasi berbasis android.

Dari pilot project yang sudah dijalankan di 4 desa pada tahun 2016/2017, kader kesehatan terlatih mampu melakukan skrining terhadap warga yang berumur 40 tahun ke atas. Namun uuntuk replikasi SMARThealth, sasarannya akan dimulai dari umur 15 tahun. Sasaran skriningnya sama dengan skrining PTM usia produktif, hipertensi, diabetes mellitus, dan lansia.

 

Perawat yang berkarya di lingkungan kerja Puskesmas Dampit

Oleh karena itu, bila SMARThealth ini sudah berjalan di lingkungan Puskemas Dampit, para perawat akan terbantukan untuk mencapai SPM. Karena kader terlatih akan mampu melakukan skrining dan langsung menginput datanya ke eKader. Setelah diinput oleh kader, datanya bisa dilihat oleh perawat di ePuskesmas. Karena data yang diinput melalui handphone kader akan bridging ke ePuskesmas.

Tahun 2020, Seksi PTM dan Keswa telah melatih 10 desa yang berada di 6 Puskesmas di Kabupaten Malang. Tahun 2021 in akan dilatih 85 desa di 10 Puskesmas. Salah satunya adalah Puskesmas Dampit ini.

Pelatihan kader nanti dengan cost sharing. Puskesmas menyediakan anggaran untuk narasumber dan konsumsi peserta pealtihan, sedangkan desa diharapkan memberikan uang transport untu kader yang terpilih untuk mengikuti pelatihan kader.

Di Permendes sebenarnya sudah disebutkan perihal pelaksanaan Posbindu yang harus dianggarkan oleh desa. Selain itu, Dinkes juga sudah mengupayakan Peraturan Bupati (Perbup) terkait pelaksanaan SMARThealth. Nanti jika sudah ditandatangani oleh Bupati, akan segera diedarkan kepada Puskesmas untuk meyakinkan kepada desa agar berkenan menganggarkan untuk pulsa, insentif kader maupun bantuan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP).


Belajar target sasaran SPM

Dampit akan mendapatkan dropping SMARThealth Kit jika pelatihan kader untuk SMARThealth sudah terlaksana. Setiap desa akan mendapatkan 5 set SMARThealth Kit sesuai jumlah kader SMARThealth yang ada di desa tersebut. Jadi, nanti Dampit akan menerima 5 set SMARThealth Kit dikalikan 6 desa yang ada di lingkungan Puskesmas Dampit.

Keuntungan SMARThealth ini, selain untuk membantu pemenuhan pencapaian SPM juga memberdayakan masyarakat melalui kader kesehatan terlatih. Kader bisa melakukan skrining sendiri pada saat gelaran Posbindu maupun berkunjung dari rumah ke rumah, dan aplikasi eKader juga memungkinan setiap warga yang telah diperiksa akan langsung mengetahui hasilnya. Apakah warga itu memiliki tingkat risiko rendah, sedang, atau tinggi. Selain itu, aplikasi eKader juga dilengkapi dengan fitur-fitur edukasi untuk warga yang diskrining.

Akhir kata, Paulus berharap semoga bimtek ini berjalan dengan lancar, dan replikasi SMARThealth segera terlaksana.

Pukul 09.37 WIB acara berikutnya diteruskan dengan pemaparan-pemarapan materi PTM dan Keswa. Materi pertama disampaikan oleh Bastamil Anwar Aziz, S.Kep. Ns, salah seorang staf PTM Dinkes. Dalam paparannya, Bastamil mengawali dengan mengabsen perawat yang hadir dalam bimtek ini. Tujuannya untuk mengenal kepada perawat yang ada di lingkungan Puskesmas Dampit yang kelak akan menjadi binaannya.


Kepala Puskesmas Dampit menyimak materi bimtek

Kemudian Bastamil menanyakan kepada perawat satu persatu sesuai wilayah kerjanya. Pertanyaan ini untuk mengetahui jumlah penduduk baik laki-laki maupun perempuan di wilayahnya itu. Dengan mengetahui jumlah penduduk di wilayahnya masing-masing, perawat akan bisa dengan mudah menyerap materi dalam bimtek ini.

Setelah itu, Bastamil meneruskan pemaparan materinya yang berjudul “Bentuk Layanan Standar Pelayanan Minimal (Berdasarkan PM No. 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar SPM).”

Dalam materi itu terdapat sejumlah pembahasan, meliputi pelayanan skrining faktor risiko pada usia produktif dan usia lanjut, penilaian kinerja puskesmas (PKP), data acuan program PTM, capaian SPM (usia produktif, diabetes mellitus, hipertensi) tahun 2020, serta data acuan program PTM tahun 2021.

Menurut Bastamil, melihat target sasarannya yang cukup banyak, tidak mungkin perawat akan mampu memenuhi SPM.

 

Praktek ePuskesmas Skrining PTM

Perawat tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Peserta bimtek di sini harus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan program-program lainnya. Misalnya, dalam Posyandu Balita, perawat desa bisa meminta tolong kepada bidan yang menangani Posyandu itu untuk melakukan skrining kepada orangtuanya.

Usai paparan Bastamil, acara diisi oleh Nur Ani Sahara, S.Kep.Ns, pemegang program PTM Dinkes, untuk mengetahui tingkat serapan pemahaman perawat yang mengikuti bimtek ini. Nur Ani mengawali dengan pertanyaan kepada peserta pertemuan bimtek.

“Ada yang ditanyakan dari pemaparan tadi? Kalau tidak ada, saya yang akan menanyakan?” ucap Nur Ani

Kemudian Nur Ani menerangkan satu persatu. Pertama-tama, Nur Ani menjelaskan kepada peserta bimtek bahwa perawat harus memahami karakteristik umur penduduk di wilayahnya. Oleh karena itu, langkah awalnya, perawat desa harus mencari data ke desa.


Materi Indera

Setelah itu baru bisa menghitung target capaiannya dengan formulasi yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes).

Trend tahun 2021 ini, semua SPM menghendaki skrining. Skrining itu harus menyasar orang baru. Makanya, Dinkes ada inovasi SMARThealth. Setiap kader akan dibekali 1 set SMARThealth Kit dan aplikasi eKader.

Kader kesehatan terlatih ini yang akan membantu perawat maupun bidan untuk melakukan skrining di desa itu. Oleh sebab itu, perawat diharapkan mampun menyosialisasikan SMARThealth kepada pihak desa, dan memperjuangkan anggaran untuk pulsa maupun intensif kader. Posbindu itu nanti akan seperti Posyandu, per RW harus ada.

Setelah itu, Nur Ani mengajak kepada peserta bimtek untuk mempraktekkan ePuskesmas. Ada 2 ePuskesmas dalam skrining PTM, yaitu Skrining PTM Dalam Gedung dan Luar Gedung.


Materi Keswa

Skrining ini bisa memanfaatkan database pasien yang periksa ke Puskesmas. Jadi, sayang jika pasien yang datang ke Puskesmas atau Ponkesdes hanya didengar keluhan sakitnya tanpa melakukan skrining. Kalau juga dilakukan skrining di tengah waktu tunggu pasien yang mengantri periksa, perawat sudah bisa mendapatkan data 1 SPM. Ini namanya Pandu PTM.

Betapa mudahnya mencapai SPM dengan aplikasi ePuskesmas ini, hanya sayangnya perawat tidak pernah memasukkannya.

SMARThealth nanti juga akan menyimpan data skrining, seperti anamnese, pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar perut, pemeriksaan gula darah maupun kolesterol. Hasilnya akan masuk ke dalam ePuskesmas juga. Tinggal perawat melengkapi skrining yang tidak dilakukan oleh kader, seperti indera dan keswa.

Pukul 10.56 WIB acara dilanjutkan dengan pemaparan materi Indera oleh Kristina Dewi, A.Md. Keb. Menurut Kristina, target sasaran skrining Indera adalah 40% dari jumlah penduduk. Tahun lalu, capaian SPM untuk Dampit hanya sebesar 4.04% dari total 1.108 penduduk.

Sedangkan, data acuan program skrining tahun 2021 untuk Puskesmas Dampit, hitungan estimasi skrining Indera adalah 27.609 penduduk. Skrining Indera untuk tahun 2021 nanti ada 2 laporan, yaitu by name, by address, dan data penyakit dari klinik mata atau optik swasta.

Pengalaman Kristina dalam memegang program Indera ini, skrining Indera tidak bisa berjalan sendiri. Harus berkolaborasi dengan kegiatan program lainnya yang ada di lingkungan Puskesmas Dampit. Oleh sebab itu, pandai-pandailah perawat dalam melakukan komunikasi lintas program untuk bekerja sama.

Pukul 11.10 WIB acara pertemuan diteruskan dengan pemaparan materi Keswa oleh Gatot Sujono, S.St., M.Pd.  Dalam paparannya itu, Gatot menjelaskan pelayanan kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) berat berdasarkan SPM tahun 2020, penilaian kerja puskesmas (PKP) Keswa tahun 2020, dan definisi operasional, cara penghitungan serta target indikator kinerja UKM pengembangan puskesmas. Pada SPM Keswa ini 100% harus dilaksanakan sesuai target dengan formulasi yang ada. Dilihat dari SPM sudah memenuhi tapi terkadang setelah di breakdown per desa akan tampak permasalahannya. Pada kohort di Puskesmas Dampit tidak ditemui nama yang dobel, tetapi masih dijumpai status obat yang tidak terisi meski sedikit. Dalam kohort harus ada kunjungan perawat dan kader minimal sekali dalam sebulan.

Pada sesi ini, muncul pertanyaan dari salah seorang perawat. Yang ditanyakan adalah materi pelayanan keswa pada nomor 3 tentang cara menghitung tentang prosentase cakupan pelayanan keswa depresi, terutama pengertian istilah yang digunakan untuk memformulasikannya, seperti jumlah kasus depresi, dan estimasi.

Gatot berusaha menjelaskan hal itu. Jumlah kasus depresi itu akan ketahuan setelah perawat melakukan skrining terlebih dahulu di wilayah desanya, sedangkan estimasi didapat berdasarkan prevalensi proyeksi di wilayahnya. Kebetulan penanggung jawab Keswa telah membuatkan estimasi tersebut.

Pukul 12.14 WIB semua paparan materi usai sudah. Lalu, Kasi PTM dan Keswa mencoba menggarisbawahi apa yang sudah diajarkan dalam bimtek ini.

Peserta bimtek sudah belajar pedoman layanan PTM, dan tahu cara menghitungnya. Untuk itu, peserta bimtek harus segera berkomunikasi dengan desa untuk mengetahui jumlah penduduk dan sebaran karasteriktik umur di desanya masing-masing.

Seksi PTM dan Keswa membuka konsultasi yang selebar-lebarnya jika peserta bimtek pada hari ini masih belum paham betul. Oleh sebab itu, Paulus berharap agar tidak ada pergantian untuk pemegang program di Puskesmas selama 4 tahun ini.

Berkaitan dengan SMARThealth, Seksi PTM dan Keswa siap membantu advokasi kepada Camat dan Lurah/Kepala Desa yang ada di lingkungan Puskesmas. Setelah ada komitmen dari Camat dan desa, baru diadakan pelatihan kader kesehatan untuk melakukan replikasi SMARThealth.

Pukul 12.21 WIB Kapus Dampit memberikan closing statemnent. Dalam pernyataan penutupnya, Kapus mengucapkan terima kasih kepada rombongan Dinkes. Di penghujung acara ini, Kapus juga memohon bimbingan terus terkait dengan akan dilaksnakannya SMARThealth. *** [110221]


Penulis : Budiarto Eko Kusumo   ǀ  Penyunting Naskah : Budiarto Eko Kusumo


0 Comments: