Bimbingan Teknis Program PTM dan Kesehatan Jiwa di Puskesmas Gedangan

Hari kesepuluh Bimbingan Teknis (Bimtek) Program PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) dilakukan di Puskesmas Gedangan yang beralamatkan di Jalan Hasanudin No. 60 Dusun Sumbernanas RT 05 RW 08 Desa Gedangan, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Rabu (10/02/2021).

Penyelenggaraan bimtek hari kesepuluh ini kalau mengacu kepada surat pemberitahuan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) No. 440/276/35.07.103/2021, sebenarnya dijadwalkan di Puskesmas Poncokusumo, akan tetapi kemudian direvisi guna memprioritaskan Puskesmas yang akan melakukan replikasi SMARThealth di tahun 2021 ini. Akhirnya, jadwalnya diganti dengan Puskesmas Gedangan.

Perjalanan menuju Puskesmas Gedangan sungguh mengasyikan. Melewati jalan meliuk-liuk dengan bentangan lembah-lembah yang rimbun menghijau di musim penghujan ini. Tanpa air conditioning, kondisi mobil dinas yang ditumpangi sudah terasa segar ketika jendela-jendelanya dibuka.


Peserta Bimtek di Puskesmas Gedangan

Perjalanan ini benar-benar memanjakan mata dengan pemadangannya yang indah. Kendati setelah melintasi Desa Segaran mengalami sedikit was-was lantaran ada sepetak jalan yang mengalami longsor, namun akhirnya rombongan Dinkes tiba juga di Puskesmas Gedangan.

Kemudian rombongan Dinkes dipersilakan menuju ruang rapat yang berada di lantai 2. Di ruangan itu telah berkumpul pemegang program (PP) PTM, PP Keswa, PP Lansia, PP UKS, PP Indera, dan 8 perawat desa, yang meliputi: Sumberejo, Segaran, Gedangan, Gajahrejo, Sidodadi, Sindurejo, Tumpakrejo, dan Girimulyo.

Pukul 09.11 WIB acara pertemuan bimtek dimulai dengan sambutan-sambutan. Sambutan pertama disampaikan oleh Kepala Puskesmas (Kapus) Gedangan drg. Dina Rachmasari. Dalam sambutannya, Kapus mengucapkan terima kasih atas kedatangan rombongan Dinkes dalam rangka road show bimtek. Bimtek ini akan sangat membantu peserta pertemuan dalam memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM). Oleh karena itu, Kapus berharap apabila perawat memiliki keluhan bisa disampaikan dalam bimtek in, supaya target sasaran dan capaiannya memenuhi SPM.


Sambutan dari Kepala Puskesmas Gedangan

Usai sambutan Kapus, acara diteruskan dengan sambutan atau arahan dari Kepala Seksi (Kasi) PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. Pada kesempatan ini, Paulus terlebih dahulu mengucapkan terima kasih kepada Kapus yang telah berkenan memfasilitasi pertemuan ini. Lalu, memperkenalkan rombongan Dinkes kepada peserta pertemuan satu per satu. Tak lupa pula, Paulus juga memperkenalkan perwakilan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) yang turut dalam rombongan Dinkes.

Bimtek ini ingin memastikan bahwa program PTM dan Keswa yang dilakukan di lingkungan kerja Puskesmas Gedangan berjalan sesuai dengan SPM yang diamanahkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan pelaporannya.

Selain itu, Paulus juga mengenalkan program SMARThealth kepada Kapus beserta perawat desa yang hadir di pertemuan tersebut. Karena untuk tahun ini direncanakan replikasi SMARThealth di lingkungan kerja Puskesmas Gedangan. Dinkes sudah menyiapkan SMARThealth Kit untuk 8 desa tersebut. Setiap desa akan menerima 5 set SMARThealth Kit, yang setiap setnya bernilai sekitar 5 juta.


Materi SPM PTM

Puskesmas Gedangan dipilih untuk melakukan replikasi SMARThealth tahun ini dengan pertimbangan bahwa program PTM dan Keswa yang ada di lingkungan Puskesmas Gedangan berjalan aktif.

Setelah bimtek ini, perawat desa bisa menyiapkan kader yang akan terlibat dalam replikasi SMARThealth. Tak ada persyaratan yang rumit dalam merekrut kader. Perawat tinggal memilih dari kader kesehatan yang sudah ada. Pastikan kader yang dipilih harus bisa bekerja sama dengan perawat desa, bisa menggunakan handphone atau Tablet berbasis android, serta yang longgar waktunya.

Nanti akan ada pelatihan kader terlebih dahulu. Pelatihan ini akan diadakan setelah dilakukan advokasi ke Kecamatan dan desa-desa yang ada di lingkungan Puskesmas Gedangan. Karena dalam implementasi replikasi SMARThealth ini diharapkan bisa cost sharing antara Dinkes, Puskesmas dan pihak desa.


Pemegang Program dan Perawat Desa di lingkungan Puskesmas Gedangan

Saat ini, Dinkes sedang menunggu penekenan Peraturan Bupati (Perbup) mengenai SMARThealth. Perbup ini diharapkan bisa meyakinkan desa untuk berkenan mengalokasikan anggaran untuk pulsa dan insentif kader serta Bahan Medis Habis Pakai (BMHP).

Keuntungan Puskesmas bila melaksanakan replikasi SMARThealth itu, perawat desa akan terbantukan dalam memenuhi SPM PTM. Karena kader SMARThealth nanti akan melakukan skrining terhadap warga usia produktif hingga lansia, dan hasil skriningnya nanti langsung bisa diketahui hasilnya. Apakah warga tersebut memiliki risiko rendah, sedang, atau tinggi.

Data yang diinput oleh kader nanti juga akan langsung bridging ke Puskesmas. Jadi, perawat desa bisa memantau berapa dan siapa saja yang sudah diskrining oleh kader kesehatan terlatih itu. Bahkan menurut Paulus, program inovasi SMARThealth bisa dimasukkan dalam penilaian untuk akreditasi.


Memandu Praktek ePuskesmas

Usai arahan dari Kasi PTM dan Keswa, acara pertemuan dilanjutkan dengan pemaparan materi yang disampaikan oleh Bastamil Anwar Aziz, S.Kep.Ns, staf PTM Dinkes. Materi yang disampaikan berjudul “Bentuk Layanan Standar Pelayanan Minimal (Berdasarkan PMK No. 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar SPM).”

Bastamil mengawali paparannya dengan mengabsen perawat desa satu persatu, dan setiap perawat ditanyai mengenai jumlah penduduk di desanya masing-masing. Lalu, diteruskan dengan menerangkan tentang pelayanan skrining faktor risiko pada usia produktif maupun lansia yang didalamnya terdapat pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar perut, tekanan darah, dan pemeriksaan gula darah/kolesterol.

Setelah itu, Bastamil menampilkan slide target capaian dalam skrining yang akan dikerjakan Puskesmas Gedangan di tahun 2021 ini. Setiap item yang menjadi bagian dari yang harus diskrining, mempunyai indikator formulasi yang berbeda-beda.

 

Mendampingi Praktek ePuskesmas

Target capaian skrining hipertensi dan diabetes mellitus berlaku bagi yang bermur 15 tahun hingga meninggal, Inspeksi Visual Asam Asetat/IVA untuk usia 30 sampai 50 tahun, gigi dan mulut (gilut) menyasar anak SD dan SMP. indera untuk umur 0 sampai meninggal, KTR bagi usia 10-18 tahun, dan usia produktif (uspro) untuk umur 15 sampai 59 tahun.

Pukul 09.50 WIB, acara pertemuan diisi oleh Nur Ani Sahara, S.Kep.Ns, koordinator program PTM Dinkes. Pada kesempatan ini, Nur Ani terlebih dahulu menyapa peserta pertemuan. Kemudian memperlihatkan laporan tahun 2020 yang menunjukkan bahwa capaian Puskesmas Gedangan masih tergolong rendah bila melihat target sasarannya.

Oleh karena itu, Dinkes berupaya mengenalkan program inovasi layanan SMARThealth. Digaungkannya SMARThealth memang untuk meningkatkan capaian SPM usia produktif, hipertensi, gula darah dan usia lanjut.


Materi Indera Fungsional

Setiap desa di lingkungan Puskesmas Gedangan akan mendapatkan 5 set SMARThealth Kit yang di dalamnya untuk setiap 1 setnya dibekali dengan 200 strip gula darah dan 80 strip kolesterol. Selain itu, tahun 2021 ini Puskesmas Gedangan akan menperoleh dropping Lansia Kit sebanyak 5 set. Setiap desa menerima 1 set, sehingga akan ada 5 desa yang menerimanya.

Setelah menginfokan masalah dropping SMARThealth Kit dan Lansia Kit, Nur Ani kemudian secara perlahan tapi pasti, menguraikan satu persatu cara menghitung target capaian SPM tersebut. Setiap perawat ditanyai agar supaya perawat tersebut mempraktekkan apa yang telah diajarkan.

Menurut Nur Ani, menghitung capaian SPM itu adalah per individu, bukan kunjungan. Misalnya, kalau dalam setiap kegiatan yang datang itu-itu saja, maka hanya dihitung sekali dalam memenuhi SPM.


Materi Keswa

Pengalaman mengkoordinir program PTM, kalau kita bekerja sendiri-sendiri mustahil untuk dapat memenuhi SPM sesuai standar yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, saran Nur Ani, perawat desa harus memanfaatkan semua kegiatan yang ada di desa-desa untuk melakukan skrining.

Setelah dilatih cara menghitung target sasaran dan capaian SPM, peserta bimtek diajak Nur Ani untuk mempraktekkan penggunaan ePuskesmas. Ada 2 hal yang diajarkan Nur Ani pada demo ePuskesmas tersebut, yaitu Skrining PTM Dalam Gedung dan Skrining PTM Luar Gedung.

Skrining PTM Dalam Gedung ditujukan untuk pasien yang datang periksa ke Puskesmas. Perawat bisa menggunakan skrining ini untuk memenuhi capaian SPM. Caranya misalnya dengan memanfaatkan waktu tunggu pasien ke Poli atau ruang pemeriksaan, perawat bisa melakukan skrining. Tinggal menyiapkan meja untuk skrining pasien itu. Inilah yang namanya Pandu PTM. Setiap yang periksa ke Poli apa saja yang ada di Puskesmas, bisa diskrining.


Seragam peserta bimtek di Puskesmas Gedangan

Sedangkan, Skrining PTM Luar Gedung digunakan untuk skrining bagi warga atau pasien yang tidak datang periksa ke Puskesmas/Induk. Misalnya warga yang senang periksa di Posbindu, Posyandu, atau SMARThealth.

Pukul 10.49 WIB acara bimtek dilajutkan dengan pemaparan materi Indera oleh Kristina Dewi, A.Md. Keb, staf PTM yang membawahi Indera. Dalam paparannya, Kristina mengatakan bahwa skrining Indera ini sebenarnya ada 2, yaitu mata dan telinga. Keduanya tidak memerlukan pertanyaan yang banyak. Hanya saja, yang sedikit ini seringkali malah terlupakan atau terlewati.

Menurut Kristina, program Indera tidak bisa bekerja sendiri , tapi harus lintas program.. Oleh sebab itu, PP Indera harus memiliki strategi tertentu dalam memenuhi capaian SPM, seperti berkomunikasi dengan bidan dan UKS untuk bisa nitip skrining indera tersebut.


Closing statement Kepala Puskesmas Gedangan

Setelah paparan Kristina, tibalah pada pemaparan materi Keswa yang disampaikan oleh Gatot Sujono, S.St., M.Pd selaku penanggung jawab Keswa. Dalam paparannya itu, Gatot mengingatkan kepada perawat desa mengenai permasalahan ODGJ yang tidak mampu. Hal ini berhubungan dengan rujukan untuk pasien ODGJ. Jalur birokrasinya lumayan panjang, dan RSJ hanya mengultimatum selam 2 x 24 jam untuk memenuhi persyaratan rujukan. Oleh karena itu, Gatot menyarankan kepada perawat untuk mengusahakan KIS bagi ODGJ yang tidak mampu tersebut.

Lebih lanjut, Gatot juga menjelaskan bahwa acuan program Keswa adalah kohort. Kohort Keswa itu menghendaki by name, by address. Maka dari itu, pengisian kohort sebaiknya dilakukan oleh perawat desa, dan idealnya setiap desa harus mempunyai minimal satu Posyandu Jiwa,

Setalah paparan Gatot rampung, Kasi PTM dan Keswa mencoba merangkum apa yang telah dikemukakan dalam materi yang diajarkan dalam bimtek ini. Semua materi dalam bimtek telah diajarkan, mulai dari cara menghitung sasaran, prosedur layanan PTM sampai dengan pelaporannya.

Menurut Paulus, banyaknya target sasaran dan capaian SPM maka tidak bisa bertumpu kepada satu kegiatan saja melainkan harus berkolaborasi dengan kegiatan program yang lainnya. Misalnya pada saat penyelenggaraan Posyandu Balita, bayinya ditangani bidan, ibunya bisa diskrining oleh perawat atau kader.

Setelah penyampaian materi dan informasi dalam bimtek terpadu PTM dan Keswa ini, Paulus berharap Puskesmas Gedangan bisa mengimplementasikan capaian SPM dengan baik, dan menghimbau agar segera menganggarkan untuk pelatihan kader SMARThealth.

Himbauan ini langsung ditanggapi Kapus bahwa Puskesmas Gedangan telah menganggarkan untuk pelatihan kader untuk replikasi SMARThealth.

Pukul 12.13 WIB Kapus memberikan closing statement. Dalam pernyataan penutupnya itu, Kapus mengucap syukur Alhamdulillah atas selesainya kegitan bimtek di Puskesmas Gedangan, dan berharap dalam pelaksanaannnya nanti bisa berjalan dengan baik.

Kapus yang dengan ekspresi yang semangat, juga menginformasikan kepada Kasi PTM dan Keswa bila jadwal pelatihan kader telah ditetapkan, akan mengundangnya. *** [100221]


Penulis : Budiarto Eko Kusumo   ǀ   Penyunting Naskah : Budiarto Eko Kusumo


0 Comments: