Kunjungan awal ke Puskesmas Pakisaji

Agenda berikutnya kedua peneliti utama SMARThealth pada 24 Mei 2016 adalah berkunjung ke Puskesmas Pakisaji. Kunjungan ini merupakan kunjungan awal dari kedua peneliti tersebut. Dalam kunjungannya itu, kedua peneliti utama SMARThealth, yaitu dr. Asri Maharani, MMRS, Ph.D dan Sujarwoto, S.IP, M.Si, MPA, Ph.D melakukan perkenalan kepada Kepala Puskesmas Pakisaji. Kemudian mereka menjelaskan perihal SMARThealth kepada Kepala Puskesmas Pakisaji, dr. Bambang Budi Prasetyo, dan Kepala Puskesmas Pakisaji menyambut dengan senang hati akan adanya kegiatan SMARThealth di lingkungan kerjanya.
Dalam pertemuan itu terjadi dialog antara pihak Puskesmas Pakisaji dengan Tim SMARThealth, seperti untuk mengukur kardiovaskular menggunakan acuan dari World Health Organization (WHO). Selain itu, juga telah dipilihkan nama desa yang akan menjadi lokasi penelitian ini, yaitu Desa Karangduren. Pertimbangannya dekat dengan Puskesmas, kader dan perangkat desanya pun cukup aktif.
Kepala Puskesmas Pakisaji juga meminta Standar Operasional Prosedur (SOP) dan manualnya serta struktur untuk SMARThealth, dan dari Puskesmas Pakisaji diharapkan melibatkan bagian program penanggung jawab lansia.
Dalam kegiatan SMARThealth ini, akan melibatkan 2 perawat/bidan desa, 1 dokter dan 10 kader yang akan bertugas di Desa Karangduren. Menurut bidan desa Evi Maria yang mendampingi Kepala Puskesmas Pakisaji, Desa Karangduren memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan desa lain yang ada di Kabupaten Malang. Di Desa Karangduren ini ada Ponkesdes dan Poliklinik Desa. Ponkesdes dikelola oleh bidan desa, dan Poliklinik ditangani oleh perawat yang ditugaskan di desa itu.
Desa Karangduren juga memiliki Posyandu. Satu Posyandu ada lima kadernya yang menangani Posyandu dan Posyandu Lansia. Kalau Taman Posyandu ada 15 kader. Seperti di daerah lain, Ponkesdes di sini juga dibekali obat. Perawat memegang obat umum, sedangkan bidan memegang obat KIA.
Pasien hipertensi, kalau obatnya ada bisa memberikan untuk 7 hari. Tapi karena keterbatasan maka biasanya dokter akan meresepkan 3 hari saja. Hal ini terjadi karena pada waktu proses tender obat, obatnya yang diperlukan pas belum ada. Sehingga, terjadi kelangkaan obat. Kalau pasien BPJS diresepkan untuk beli obat di luar seandainya stok obat memang tidak ada.
Untuk obat simvastatin banyak stok di Puskesmas Pakisaji, juga obat untuk diabetes seperti glibenclamide dan metformin. Sedangkan, untuk periksa darah di Ponkesdes Karangduren sebenarnya bisa, hanya saja alatnya ada di Posbindu.
Kunjungan kedua peneliti utama di Puskesmas Pakisaji merupakan bagian dari rapid health service assessment guna mendapat gambaran tata laksana layanan kesehatan atau medis yang ada di Puskesmas Pakisaji. Penjelasan dari Kepala Puskesmas dan bidan desa yang mendampinginya cukup memberikan gambaran apa yang dicari oleh kedua peneliti sebelum program SMARThealth benar-benar diimplementasikan di Desa Karangduren. *** [240516]

Foto Kunjungan ke Puskesmas Pakisaji

Pintu Gerbang Puskesmas

Front Office Puskesmas

Diskusi

Berpose di depan Puskesmas

IPAL Puskesmas

Papan Penanda Puskesmas


0 Comments: