Karnaval Tujuh Belasan di Kepanjen

Tujuh belas Agustus adalah hari bersejarah bagi bangsa Indonesia karena pada tanggal itu diproklamasikan kemerdekaan bangsa ini. Tepat 17 Agustus 2016 ini kita akan memperingati hari bersejarah itu yang ke-71. Berbagai kegiatan dan perlombaan telah dipersiapkana oleh masyarakat, mulai dari perlombaan olahraga, kesenian, permainan anak-anak hingga perlombaan masak-memasak bagi kaum ibu. Sementara itu di kalangan pemerintah setempat, baik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) maupun jajaran di bawahnya juga mempersiapkan aneka kegiatan pada tujuh belasan tersebut.
Di Kabupaten Malang, suasana perayaan tujuh belasan telah menjalar hingga ke tingkat desa. Sehingga, agenda perayaan di wilayah Kabupaten Malang tergolong cukup padat lantaran perayaan itu diselenggarakan oleh Pemkab Malang, Kecamatan, dan Desa atau Kelurahan. Jadi, setiap bulan Agustus agenda perayaan tersebut akan menyita waktu yang cukup panjang bila dilihat dari persiapan hingga acara kegiatannya.
Suasana ini tentunya berdampak pada tugas enumerator di lapangan. Target screening ke sejumlah warga akan mengalami hambatan lantaran banyak warga yang terlibat dalam agenda perayaan tersebut mulai dari yang diselenggarakan oleh masyarakat sendiri maupun pemerintah setempat.
Di Kepanjen, ketika ada acara karnaval tujuh belasan suasana cukup meriah. Enumerator yang setiap pagi sudah berkeliling ke rumah-rumah warga untuk melakukan screening akan kecele. Kecele merupakan istilah serapan dari bahasa Jawa, yang artinya dalam keadaan tidak mendapat (menemukan, memperoleh) apa yang diharapkan (diduga, dicari, dan sebagainya).
Ternyata warga berduyun-duyun ingin melihat karnaval yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kecamatan Kepanjen. Tak hanya itu, ada beberapa warga yang menjadi target responden juga terlibat dalam arak-arakan karnaval itu. Sewaktu Program Coordinator melakukan monitoring di wilayah pencacahan Kepanjen, dijumpai beberapa warga yang sudah berada di tepi jalan utama di Kepanjen. Selain itu, Program Coordinator juga melihat enumerator yang sedang berada di kerumunan warga yang antusias melihat karnaval tersebut.
Para enumerator itu juga menyaksikan karnaval sambil memanfaatkan moment itu untuk membuat janjian dengan warga yang menjadi responden untuk dilakukan screening. Baru malamnya enumerator bisa menjumpai respondennya tapi tidak bisa optimal karena mereka umumnya kelelahan usai melihat arak-arakan karnaval tersebut. *** [270816]











0 Comments: