Mengantar Periksa Enumerator Karangduren ke RS Ben Mari Kendalpayak
Begitu mendapat informasi dari supervisor Karangduren, Program Coordinator langsung meluncur ke basecamp Tim Karangduren yang berada di Dusun Karangduren, Desa Karangduren, Kec. Pakisaji. Salah satu personil Tim Karangduren yang mengalami demam tinggi, sehingga harus segera dibawa ke rumah sakit. Kebetulan rumah sakit yang lokasinya dekat dengan basecamp adalah Rumah Sakit (RS) Ben Mari yang berada di Jalan Raya Kendalpayak No. 17 Malang.
Bersama dengan supervisor Tim, akhirnya Program Coordinator membawa enumerator yang sakit tersebut ke RS Ben Mari. Di rumah sakit itu, enumerator mengalami pemeriksaan di laboratorium. Setelah menunggu cukup lama, disimpulkan bahwa enumerator tersebut mengalami gejala Demam Berdarah (DB) sehingga perlu perawatan beberapa hari di rumah sakit. Namun, enumerator ingin pulang saja untuk melakukan perawatan di daerah asalnya, yaitu di Temanggung.
Sebenarnya Program Coordinator mencegahnya, karena kondisi enumerator dalam keadaan demam tinggi. Akan tetapi enumerator berkeinginan kuat untuk pulang ke daerah asalnya dan sekaligus menyatakan tidak bisa melanjutkan untuk menjadi enumerator lagi dalam SMARThealth ini. Apa mau dikata, akhirnya Program Coordinator setelah berkonsultasi dengan Peneliti, merelakan enumerator tersebut untuk pulang dan resign.
Kondisi ini tentunya berpengaruh kepada perjalanan Tim Karangduren yang mengalami minus satu enumerator. Konsekuensinya, di pertengahan jalan target perolehan screening warga di Desa Karangduren pun mengalami sedikit molor dari jadwal yang sudah ditetapkan. Meskipun demikian karena komposisi Tim Karangduren dulu diisi oleh enumerator yang berpengalaman banyak di lapangan toh akhirnya mereka pun bisa berjalan sesuai dengan target diharapkan. Supervisor dan enumerator bisa merancang kerja lapangan seefektif dan seefisien mungkin. Hal ini berkat bahu membahu di antara anggota Tim yang ada. *** [290816]
Bersama dengan supervisor Tim, akhirnya Program Coordinator membawa enumerator yang sakit tersebut ke RS Ben Mari. Di rumah sakit itu, enumerator mengalami pemeriksaan di laboratorium. Setelah menunggu cukup lama, disimpulkan bahwa enumerator tersebut mengalami gejala Demam Berdarah (DB) sehingga perlu perawatan beberapa hari di rumah sakit. Namun, enumerator ingin pulang saja untuk melakukan perawatan di daerah asalnya, yaitu di Temanggung.
Sebenarnya Program Coordinator mencegahnya, karena kondisi enumerator dalam keadaan demam tinggi. Akan tetapi enumerator berkeinginan kuat untuk pulang ke daerah asalnya dan sekaligus menyatakan tidak bisa melanjutkan untuk menjadi enumerator lagi dalam SMARThealth ini. Apa mau dikata, akhirnya Program Coordinator setelah berkonsultasi dengan Peneliti, merelakan enumerator tersebut untuk pulang dan resign.
Kondisi ini tentunya berpengaruh kepada perjalanan Tim Karangduren yang mengalami minus satu enumerator. Konsekuensinya, di pertengahan jalan target perolehan screening warga di Desa Karangduren pun mengalami sedikit molor dari jadwal yang sudah ditetapkan. Meskipun demikian karena komposisi Tim Karangduren dulu diisi oleh enumerator yang berpengalaman banyak di lapangan toh akhirnya mereka pun bisa berjalan sesuai dengan target diharapkan. Supervisor dan enumerator bisa merancang kerja lapangan seefektif dan seefisien mungkin. Hal ini berkat bahu membahu di antara anggota Tim yang ada. *** [290816]
0 Comments: