Implementasi Skrining Kesehatan
SMARThealth adalah suatu intervensi berbasis smart phone yang awal mulanya dikembangkan oleh George Institute untuk mendukung pengambilan keputusan klinis (Clinical Decision Support System) untuk memfasilitasi program rujukan dan terapi pasien dengan penyakit tidak menular (Praveen et al., 2013; Praveen et al., 2014; Raghu et al., 2015). Fokus pengembangan SMARThealth adalah penyakit kardiovaskular, hipertensi, diabetes dan penyakit ginjal kronis.
Untuk pencegahan dan pengelolaan penyakit kardiovaskular, aplikasi SMARThealth ini dikembangkan. Dengan bantuan aplikasi tersebut, memungkinkan kader kesehatan untuk mengumpulkan informasi penting mengenai status risiko penyakit kardiovaskular, menyediakan media untuk promosi kesehatan jantung dan alat rujukan pasien risiko tinggi untuk melakukan konsultasi kesehatan pada dokter atau perawat. Tablet smart phone yang digunakan oleh kader akan terhubung dengan tablet yang dipegang oleh perawat maupun dokter.
Setelah melakukan try out selama sebulan, kader akan mulai melaksanakan skrining kesehatan ke warga berumur 40 tahun ke atas yang tinggal di daerahnya. Dalam SMARThealth, skrining (screening) adalah deteksi dini terhadap warga masyarakat yang berumur 40 tahun ke atas dari penyakit kardiovaskular. Skrining ini merupakan pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepat untuk membedakan orang-orang yang kelihatannya sehat tetapi sesungguhnya mengalami risiko terhadap penyakit kardiovaskular, hipertensi, diabetes maupun kolesterol.
Dalam skrining ini, kader akan dibantu dengan aplikasi SMARThealth untuk mengumpulkan data skrining warga di daerahnya. Di aplikasi tersebut terdapat pertanyaan (anamnesa), dan pemeriksaan fisik terhadap warga. Mereka akan ditanyai oleh kader sesuai yang ada di aplikasi SMARThealth, seperti pendaftaran pasien dengan mengisi identitas warga sampai pekerjaannya, riwayat kesehatan pasien (riwayat masa lalu, riwayat keluarga, status merokok, sejarah rujukan pasien, dan riwayat pengobatan), faktor risiko (mengukur tensi, gula darah, kolesterol, tinggi badan, dan berat badan).
Data yang diinput oleh kader dari hasil skrining tersebut, bisa menghasilkan secara langsung status pasien yang terperiksa tersebut. Bila jarum penunjuk mengarah ke warna hijau, berarti warga yang telah diskrining tadi tidak memiliki risiko terkena penyakit kardiovaskular. Warna kuning memperlihatkan bahwa warga tersebut mempunyai risiko terkena penyakit kardiovaskular tapi masih pada taraf ringan. Sedangkan bila jarum mengarah ke warna merah, artinya warga tersebut berisiko tinggi (high risk)terkena penyakit kardiovaskular.
Implementasi skrining kesehatan yang dilakukan kader SMARThealth ini berlangsung dari Februari 2017 sampai dengan Mei 2017 di Sidorahayu, Karangduren, Kepanjen, dan Sepanjang. Dari hasil skrining yang dilakukan oleh 42 kader dari 4 desa tersebut, kader berhasil mengunjungi dan memeriksa 10.063 orang berumur 40 tahun ke atas.
Jumlah ini terdapat selisih antara skrining yang dilakukan oleh enumerator dengan yang dilakukan oleh kader sebesar 1.042 orang . Selisih sebanyak itu terperinci, 435 orang yang pernah diskrining oleh enumerator tidak bisa ditemui oleh kader ketika melakukan skrining, 200 orang yang pernah diperiksa oleh enumerator menolak untuk diskrining oleh kader, 167 orang yang diskrining oleh enumerator sudah meninggal ketika dikunjungi ulang oleh kader, dan 240 orang sudah pindah ke daerah lain.
Tujuan dari skrining yang dilakukan oleh kader SMARThealth terlatih ini adalah untuk mengetahui diagnosis sedini mungkin agar cepat terapinya, mencegah meluasnya penyakit tersebut, mendidik masyarakat melakukan pemeriksaan kesehatan (general check up) secara teratur, memberik gambaran kepada tenaga kesehatan tentang penyakit kardiovaskular di wilayahnya, dan memperoleh data epidemiologis untuk peneliti dan Puskesmas setempat. *** [010617]
0 Comments: