Sosialisasi Replikasi SMARThealth di Kantor Camat Pakisaji
Hari ketiga kegiatan sosialisasi replikasi SMARThealth digelar di Ruang Pertemuan Kantor Camat Pakisaji yang beralamatkan di Jalan Raya Pakisaji No. 9 Desa Genengan, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, pada Selasa (15/09/2020).
Sebanyak 20 orang hadir dalam acara sosialisasi itu, yang berasal dari rombongan Dinas Keshatan (Dinkes) Kabupaten Malang, Kecamatan Pakisaji, Puskesmas Pakisaji, Ponkesdes Karangduren dan Kendalpayak, Kepala Desa Karangduren beserta kadernya, Kepala Desa Kendalpayak bersama kadernya, dan seorang perwakilan dari Tim SMARThealth.
Replikasi adalah keseluruhan proses meniru serta menduplikasi sesuai keinginan dan kebutuhan demi mendapatkan hasil yang lebih baik.
Kepala Puskesmas Pakisaji, Camat Pakisaji dan Kasie PTM & Keswa (dari kiri) |
Bagaimana dengan replikasi yang di Program SMARThealth? Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang bersungguh-sungguh ingin meniru terhadap pelaksanaan SMARThealth dengan bantuan aplikasi yang inovatif yang telah disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan Posbindu demi mendapatkan SPM yang maksimal dalam melakukan skrining terhadap seluruh warganya yang berumur di atas 15 tahun.
Kegiatan sosialisasi yang dimulai pada pukul 09.13 WIB ini, diawali dengan paparan pengenalan program SMARThealth dan rencana replikasi dari Kepala Seksi PTM & Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinkes Kabupaten Malang Paulusu Gatot Kusharyanto, SKM, sesuai komitmen Bupati Malang untuk dilakukan di 390 desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Malang.
Gatot (nama panggilan akrab Kasie PTM & Keswa) mengatakan bahwa pilot project di 4 desa di Kabupaten Malang telah memberikan manfaat yang cukup besar dalam usaha skrining untuk mendeteksi dini kasus-kasus PTM yang ada di Kabupaten Malang, utamanya adalah hipertensi, diabetes, kolesterol, dan penyakit kardiovaskular lainnya. Dari pilot project itu, 91% masyarakat bisa dideteksi dini oleh kader mengenai hipertensi, diabetes maupun kolesterol, dan yang menggembirakan adalah ditemukannya terhadap pasien yang berisiko tinggi terhadap penyakit kardiovaskular bisa minum obat teratur setelah dilakukan intervensi secara berkelanjutan oleh kader terlatih.
Dalam kesempatan ini, Camat Pakisaji Mumuk Hadi Martono, S.H., M. Hum menanyakan tentang tahapan apa saja di tingkat desa yang harus dilakukan nantinya?
Gatot menjelaskan, awalnya akan mencoba menghuhungi Kepala Desa (Kades) untuk meminta profil desa agar supaya bisa melihat karakteristik awal desa tersebut sebelum intervensi. Sedangkan untuk pelaksanaannya nanti tentunya akan berkoordinasi dengan Puskesmas. Diperkirakan pelatihan di tingkat desa akan berjalan pada bulan November 2020 setelah proses bridging ke e-Puskesmas selesai.
Nur Ani Sahara, salah seorang staf PTM yang turut dalam rombongan Dinkes itu mengatakan, dalam pelaksanaan SMARThealth itu nantinya sambil mengembangkan Posbindu yang saat ini masih kalah pamor dengan Posyandu. Posbindu akan menyasar warga yang berumur 15 tahun ke atas.
Kader-kader yang akan bertugas di Posbindu nantinya akan diajari melakukan skrining. Mereka akan dibekali Posbindu Kit dan tablet yang berisi aplikasi SMARThealth.
Sementara itu, Kepala UPTD Puskesmas Pakisaji dr. Nur Syamsu Dhuha dalam sosialisasi ini meminta kepada Dinkes agar supaya kalau ada pelatihan nanti, para kadernya dibekali SOP dan protokol kesehatan di tengah pandemi ini. Hal ini supaya tidak muncul masalah berkenaan virus corona nantinya. Hal-hal yang tidak diinginkan bisa diantisipasi dan dicegah.
Kasie PTM & Keswa menjelaskan bahwa cakupan deteksi dini terhadap warga berusia produktif menurun di masa pandemi corona ini. Sehingga, dalam pelaksanaan replikasi SMARThealth nantinya, SOP dan protokol kesehatan sudah disiapkan oleh Dinkes.
Pada kesempatan ini, Gatot Sujono, seorang staf PTM bagian Keswa mengingatkan bahwa Posbindu dan Posyandu adalah milik desa. Oleh sebab, itu aktif dan tidaknya tergantung peran desa tersebut dalam menggerakkan warganya. Replikasi SMARThealth ini merupakan salah satu kegiatan untuk meningkatkan SPM.
Sedangkan, Kepala Desa Karangduren Sihabur Romli sangat senang dengan adanya replikasi SMARThealth di desanya, dan akan berusaha mendukung bagi suksesnya pelaksanaan replikasi tersebut. Selain itu, Kades Karangduren juga meminta Dinkes untuk membimbing dalam menangani kasus ODGJ yang ada di desanya.
Gatot Sujono yang membidangi masalah Keswa mengatakan siap membantu dan menginformasikan bahwa di Puskesmas sudah ada obat untuk Keswa. Dari PTM & Keswa berusaha akan menskrining ODGJ yang ada di Karangduren bilamana di datanya belum ada nama-nama ODGJ tersebut.
Kasie PTM & Keswa turut menambahkan bahwa telah ada UU yang tidak boleh menelantarkan atau memasung ODGJ. Desa dan keluarga harus bahu-membahu untuk menangani ODGJ.
Acara yang berlangsung penuh keakraban ini juga menghadirkan sejumlah kader dari desanya masing-masing. Dalam kesempatan itu, ada seorang kader dari Desa Kendalpayak menyampaikan dalam sosialisasi itu. Ia menanyakan dari kader yang akan dilibatkan dalam replikasi SMARThealth nanti, tablet untuk menginput datanya bagaimana? Karena di masa pandemi ini, desa tidak memiliki uang. Uangnya sudah digunakan untuk COVID-19.
Nur Ani Sahara mencoba menjawab pertanyaan kader tersebut. Untuk sementara akan dipinjami tablet. Nanti jika COVID-19 sudah mereda, perlu dipikirkan Kepala Desa. Jika replikasi SMARThealth berjalan, setiap kendala harus dibicarakan bersama.
Dalam awal pelaksanaan replikasi, memilih kader yang bisa menggunakan android. Sebaiknya kader jangan merangkap di posyandu atau aktivitas desa lainnya.
Di akhir acara sosialisasi, Kasie PTM & Keswa mengucapkan terima kasih kepada Camat Pakisaji yang telah berkenan memfasilitasi pertemuan dan mendukung ini. Semoga kita bisa melaksanakan replikasi ini dengan semangat bersama. Hal ini selaras dengan slogan yang tempampang dalam ruang pertemuan itu. “Tumbuhkan Budaya & Semangat: Bekerja Tanpa Diperintah, Berdisiplin Tanpa Diawasi, Bertanggung Jawab Tanpa Diminta.” *** [150920]
Penulis : Budiarto Eko Kusumo | │ | Penyunting Naskah: Budiarto Eko Kusumo |
0 Comments: