Supervisi Posbindu SMARThealth di Desa Dadapan

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang melakukan supervisi kegiatan Pos Binaan Terpadu (Posbindu) SMARThealth di Desa Dadapan pada hari Selasa (22/12/2020), yang bertepatan dengan Hari Ibu. Desa Dadapan merupakan sebuah desa yang berada di lereng sebelah barat Gunung Semeru dengan ketinggian 525 meter di atas permukaan laut, dan berjarak sekitar 5 kilometer dari Puskesmas Wajak.

Kegiatan ini berlangsung di rumah Ketua RT 13 RW 04 Nurul Hadi Witono, yang beralamatkan di Dusun Dadapan, Desa Dadapan, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Posbindu SMARThealth ini sesungguhnya sama dengan dengan Posbindu PTM, yaitu merupakan salah satu wujud peran serta masyarakat dalam kegiatan deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut dini faktor risiko secara mandiri dan berkesinambungan untuk mencegah terjadinya peningkatan kasus penyakit tidak menular (PTM).

Kader SMARThealth Desa Dadapan

Yang membedakannya adalah kader SMARThealth dibekali dengan instumen aplikasi eKader. Semua hasil skrining kader terhadap warga bisa langsung diinput dengan menggunakan eKader dan datanya akan tersimpan di server. Ini bisa dianggap sebagai proses digitalisasi. Digitalisasi ini untuk menggambarkan proses mengisi database hasil pemeriksaan atau skrining terhadap warga yang bermur 15 tahun ke atas.

Tujuan  supervisi Dinkes yang dalam hal ini Bidang P2P Seksi PTM dan Keswa adalah melakukan monitoring dan evaluasi (monev) untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader SMARThealth dan mengetahui keaktifan pelayanan kader di wilayah kerja masing-masing, serta mengetahui dukungan lintas sektoral desa dalam meningkatkan pelayanan Posbindu.

Tampak hadir dari Dinkes adalah Paulus Gatot Kusharyanto, SKM (Kasi PTM dan Keswa), Nur Ani Sahara, S.Kep. Ns (staf PTM), Candra Hernawan (staf PTM), dan Bastamil Anwar Aziz (staf PTM), serta perwakilan dari Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).


Wawancara dan pemeriksaan warga dengan menggunakan Tablet

Dalam kegiatan supervisi ini, Dinkes ingin mengetahui hasil serapan ilmu atau keahlian kader kesehatan yang didapat dari pelatihan beberapa waktu yang lalu, dan sekaligus ingin melihat secara langsung pelaksanaan kegiatan Posbindu tersebut di tengah pandemi Corona ini.

Dalam supervisi itu, Dinkes akan melihat proses pemeriksaan dari mulai warga berdatangan hingga berkonsultasi dengan dokter yang hadir dalam kegiatan Posbindu tersebut. Warga yang datang harus menggunakan masker. Jika tidak, disarankan untuk pulang mengambil maskernya.

Warga yang datang akan mendaftarkan ke kader untuk mengisi daftar hadir dulu dan memperlihatkan KTP. Setelah itu, mereka akan mengikuti alur pemeriksaan. Diawali dengan pemeriksaan tinggi badan, berat badan, lingkar perut, tensi, gula darah maupun kolesterol.


Warga berkonsultasi dengan dokter di Posbindu PTM SMARThealth

Kemudian catatan hasil pemeriksaan kader, akan dibawa oleh warga untuk menghadap guna berkonsultasi dengan dr. Intan Putri Hadiyanti, seorang dokter yang bertugas di Puskesmas Wajak. Ia didampingi oleh dua orang perawat, yaitu Nurul Hidayati, A.Md.Kep (perawat Desa Dadapan) dan Erlin Dwi Jayanti, A.Md.Kep (perawat Desa Wonoayu). Kedua perawat ini akan membantu dokter dalam memberikan obat kepada warga yang terindikasi memiliki risiko tinggi sesuai dengan yang diresepkan oleh dokter.

Karena ini merupakan yang pertama kali bagi Desa Dadapan, sehingga kader masih belum terbiasa dengan penggunaan aplikasi eKader secara bersamaan dengan skrining. Mereka umumnya mencatat dulu dengan form yang telah mereka buat, dan kemudian di saat agak sepi mereka langsung menginputnya.

Jumlah warga yang hadir dalam kegiatan Posbindu ini ada 61 orang. Hasilnya yang memiliki risiko tinggi 15 orang, risiko sedang 6 orang, dan sisanya berisiko ringan.

Lima kader SMARThealth dan petugas kesehatan yang bertugas dalam kegiatan Posbindu itu telah menerapkan protokol kesehatan, di antaranya kelima kader itu menggunakan APD pemberian Kantor Desa Dadapan. Hanya saja, mungkin karena tempatnya yang tidak terlalu luas menyebabkan physical distancing terasa abai.

Sebelum meninggalkan lokasi, staf Dinkes memberikan pesan kepada petugas kesehatan berdasarkan ceklist supervisi Posbindu SMARThealth yang telah dibuatnya. Tujuannya agar kedepannya bisa semakin lancar. Staf Dinkes meninggalkan lokasi sekitar pukul 12.15 WIB. Sedangkan, perwakilan Tim SMARThealth memutuskan pulang belakangan karena ingin mengabadikan satu orang warga yang datang untuk periksa dari awal hingga akhir. *** [221220]


Penulis: Budiarto Eko Kusumo   ǀ Penyunting Naskah: Budiarto Eko Kusumo


0 Comments: