Bimbingan Teknis Program PTM dan Kesehatan Jiwa di Puskesmas Ketawang

Bimbingan Teknis (Bimtek) Program PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang pada hari kedelapan diselenggarakan di Ruang Aula Puskesmas Ketawang, yang beralamatkan di Jalan Raya Ketawang No. 13 Dusun Krajan RT 29 RW 04 Desa Ketawang, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Senin (08/02/2021).

Sebenarnya menurut surat pemberitahuan Dinkes No. 440/276/35.07.103/2021 tertanggal 21 Januari 2021, jadwal bimtek hari kedelapan adalah Puskesmas Dau, namun kemudian direvisi untuk mendahulukan Puskesmas yang akan melaksanakan replikasi SMARThealth di tahun 2021 ini. Sehingga, jadwal hari kedelapan dialihkan ke Puskesmas Ketawang.

Dalam acara bimtek ini menghadirkan PP PTM, PP Keswa, PP Lansia, PP UKS, dan tujuh perawat desa yang berada di lingkungan kerja Puskesmas Ketawang, yang meliputi: Ketawang, Putukrejo, Bulupitu, Sumberjaya, Ganjaran, Urek-urek, dan Putat Lor.


Peserta Bimtek di Puskesmas Ketawang

Acara pertemuan bimtek ini dimulai pada pukul 09.09 WIB. Mengawali acara bimtek diisi dengan sambutan-sambutan. Sambutan pertama dari Kepala Puskesmas (Kapus) Ketawang dr. Yuliawati. Dalam sambutannya, Kapus mengucapkan selamat datang kepada rombongan Dinkes. Kemudian ia memperkenalkan pemegang program (PP) kepada Dinkes.

Menurut Kapus, PP di Puskesmas Ketawang ini dipegang oleh perawat-perawat yang ada di desa. Jadi, perawat desa merangkap PP. Oleh karena itu, semoga perawat desa bisa belajar dalam bimtek ini.

Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Seksi (Kasi) PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. Pada kesempatan ini, Paulus mengatakan bahwa dalam bimtek tahun ini, Seksi PTM dan Keswa datang secara rombongan. Bimtek kali ini ingin membimbing para perawat desa agar supaya bisa memahami Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang harus diraih setiap Puskesmas yang ada di Kabupaten Malang.


Sambutan dari Kasi PTM dan Keswa

Tidak hanya mengambil data terus pulang, melainkan akan mengajari para perawat desa untuk bisa memenuhi SPM yang selama ini belum tercapai dengan maksimal. Jadi, harapan Paulus dalam bimtek hari ini supaya perawat desa ‘melek’ PTM dan Keswa serta mengenal inovasi SMARThealth yang tahun ini akan direplikasi di Puskesmas Ketawang.

Setelah kedua sambutan ini, acara pertemuan bimtek diteruskan dengan pemaparan yang disampaikan oleh Nur Ani Sahara, S.Kep.Ns, Koordinator Program PTM, dengan mengambil judul “Bentuk Layanan Standar Pelayanan Minimal (Berdasarkan PMK No. 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar SPM).

Pada sesi materi ini, Nur Ani mengawali dengan mengabsen terlebih dahulu terhadap peserta peremuan yang hadir di Ruang Aula Puskesmas Ketawang, dan sekaligus menanyakan kepada setiap perawat perihal Tablet yang telah didistribusikan oleh Dinkes untuk perawat.


Pemaparan Materi SPM

“Kenapa perawat difasilitasi Tablet dengan harga yang mahal? Hal ini agar supaya SPM PTM di setiap Puskesmas meningkat hasilnya”, jelas Nur Ani

Setelah itu, Nur Ani menerangkan materi SPM secara lengkap, dan filenya bisa dicopy oleh peserta. Setelah paham mengenai isi materi SPM itu, kemudian perawat desa diajak untuk memulai menghitung target sasaran dan capaiannya. Dimulai dengan pemahaman bahwa perawat desa harus mengetahui jumlah penduduk beserta kategori umurnya. Ini diperlukan bisa menghitung target sasaran dan capaiannya.

Setiap perawat desa akan ditanyai oleh Nur Ani untuk mengemukakan target sasaran yang ada di desanya masing-masing. Lalu, Nur Ani mengajak menghitungnya dengan menggunakan rumus yang telah diajarkan dalam materi SPM tersebut.


Pemaparan Materi Indera Fungsional

Setelah perawat desa dapat menghitung target sasarannya, otomatis mereka akan mengetahui capaian yang sesungguhnya harus dipenuhi dalam SPM. Sehingga, mereka sudah ada gambaran bagaimana mencapai SPM tersebut.

Nur Ani mengakui bahwa merunut dari yang sudah-sudah. masalah capaian SPM ini belum memuaskan. Untuk itu, saran dari Nur Ani adalah perlunya bersinergi lintas program dan sektoral. Kalau bekerja sendiri-sendiri selamanya tidak akan pernah tercapai.

Banyak cara yang bisa ditempuh. Pada saat konseling dari pintu ke pintu (kopipu) bisa dibarengi dengan mengukur hipertensi maupun gula darah, atau pasien yang periksa ke Puskesmas di skrining dengan memanfaatkan waktu tunggu ke ruang pemeriksaan.


Kepala Puskesmas Ketawang turut mempraktekkan ePuskesmas

Lebih lanjut, Nur Ani mengatakan bahwa nanti jika inovasi SMARThealth ini diimplementasikan di lingkungan kerja Puskesmas Ketawang, perawat desa akan terbantukan dengan kehadiran kader kesehatan terlatih.

Kader kesehatan terlatih akan mampu melakukan skrining dengan mendatangi warga dari rumah ke rumah. Karena nanti setiap kader kesehatan terlatih akan dibekali dengan SMARThealth Kit, yang isinya alat pengukur tinggi badan, metlin, timmbangan badan, alat pengukur gula darah dan kolesterol beserta sticknya.

Tahun 2021, tujuh desa di lingkungan Puskesmas Ketawang akan mendapat dropping SMARThealth Kit sebanyak 5 set SMARThealth Kit setiap desanya. Perawat desa tinggal memperjuangkan pulsa dan insentif untuk kader-kader tersebut.


Perawat desa mempraktekkan ePuskesmas

Pukul 10.23 WIB acara dilanjutkan dengan pemaparan materi Indera Fungsional oleh Kristina Dewi, A.Md. Keb. Target capaian Indera adalah 40% dari jumlah penduduk. Tahun lalu, capaian Puskesmas Ketawang sebesar 49%. Mulai tahun ini, skrining Indera akan dimintai by name, by address.

Semua program di PTM menghendaki skrining, dan harus memenuhi per individu dari target sasaran., bukan per kunjungan.

Usai materi Indera, diteruskan dngan demo mempraktekkan ePuskesmas, baik Skrining PTM Luar Gedung maupun Dalam Gedung, yang dipandu oleh Nur Ani bersama Kristina Dewi.

Peserta pertemuan diajak mempratekkan ePuskesmas. Dalam praktek itu, perawat desa masuk ke ePuskesmas sebagai tenaga kesehatan (nakes) Puskesmas, dan sekaligus mendemokan ePuskesmas oleh perawat sebagai nakes Ponkesdes.


Pemaparan Materi Keswa

Pukul 11.35 WIB acara bimtek dilanjutkan dengan pemaparan materi Keswa yang disampaikan oleh Gatot Sujono, S.St., M.Pd, staf PTM yang membidangi Keswa. Di sela-sela pemaparan, Gatot mengatakan bahwa skrining di lingkungan Puskesmas Ketawang tergolong sudah baik, lengkap. Tidak ada nama pasien yang dobel. Akan tetapi dilihat di JKN masih ada yang kosong. Kalau ada layanan seharusnya status obatnya terisi juga.

Pada kesempatan ini, Gatot juga mengingatkan bahwa perlu ada terobosan dalam penanganan ODGJ yang tidak mampu. Menurut Gatot, pengalaman mengurus rujukan ODGJ yang tidak mampu, birokrasinya panjang. Oleh sebab itu, perawat desa dimohon berkomunikasi dengan pihak desa untuk berkenan untuk memfasilitasi ODGJ tersebut dengan KIS atau asuransi yang lainnya.

Usai pamaparan materi Keswa, Paulus mencoba merangkum apa yang telah dilakukan dalam acara pertemuan bimtek ini. Menurut Paulus, tiga jam lebih kita sudah membicarakan program PTM dan Keswa. Semua hal sudah disampaikan oleh pemateri.

Harapan Paulus semoga peserta pertemuan bisa berinovasi untuk memenuhi capaian SPM. Hal ini bisa terwujud bila antar program tidak berjalan sendiri-sendiri. Lintas program yang ada di Puskesmas Ketawang harus bisa bersinergi dengan kegiatan yang ada di desa. Tidak melulu pada Posbindu saja tetapi bisa ikut kegiatan desa lainnya.

Pukul 12.12 WIB, Kapus berkenan menutup bimtek ini. Dalam closing statemnentnya, Kapus mengucapkan terima kasih atas pencerahan melalui bimtek ini. Tahun lalu, semua Ponkesdes yang ada di lingkungan Puskesmas Ketawang tidak melayani pengobatan mengenai hipertensi dan diabetes mellitus namun untuk tahun 2021 ini, Kapus berjanji akan mengupayakan dokter internship untuk menangani masalah tersebut serta akan bersinergi.

“Tidak sama-sama bekerja tetapi yang lebih penting bekerja sama”, pungkas Kapus

Semoga apa yang dilakukan dalam bimtek ini bisa bermanfaat, dan sekali lagi Kapus mengucapkan terima kasih atas bimbingannya. *** [080221]


Penulis : Budiarto Eko Kusumo   ǀ  Penyunting Naskah : Budiarto Eko Kusumo


0 Comments: