Skrining Kesehatan Pandu PTM di Karangduren

Hari Kamis (21/11/1019) kembali Tim SMARThealth mendapat undangan kegiatan skrining kesehatan dalam rangka PANDU PTM (Pelayanan Terpadu Penyakit Tidak Menular) di Desa Karangduren. Penyelenggaraan kegiatan skrining ini dilaksanakan di Gedung Pembelajaran Masyarakat yang beralamatkan di Dusun Sentong RT 04 RW 06 Desa Karangduren, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Lokasi gedung ini berada di sebelah utara lapangan voli, atau sebalah barat daya Masjid Alwalidain Sholih.
Kegiatan yang digawangi oleh perawat Evi Dyah Prahesti, A.Md.Kep dengan dibantu 5 kader SMARThealth melakukan skrining kesehatan di Dusun Sentong, Desa Karangduren. Undangan yang disebar sebanyak 35 orang warga dusun tersebut yang berumur 15 tahun ke atas. Dimulai pada pukul 08.30 WIB dan berakhir pada pukul  11.20 WIB, yang dihadiri sebanyak 30 orang.

Foto : Gedung Pembelajaran Masyarakat Karangduren berarsitektur kubus

Dalam skrining PTM itu, warga Dusun Sentong yang hadir terlebih dahulu mengisi Daftar Hadir Skrining Kesehatan Gratis PANDU PTM Desa Karangduren. Kemudian disusul dengan pengukuran tinggi badan, penimbangan berat badan, dan pengukuran lingkar perut. Setelah itu, kader SMARThealth yang bertugas melakukan pengukuran tersebut mempersilakan mereka untuk menuju ke meja pemeriksaan tensi (tekanan darah) dan gula darah.
Di meja ini, semua yang hadir memperoleh pemeriksaan tensi. Lalu, mereka diwawancarai oleh kader SMARThealth dengan menggunakan Form Deteksi Dini Faktor Risiko PTM yang telah disediakan oleh Puskesmas Pakisaji. Wawancara tersebut meliputi sosial-ekonomi, riwayat PTM pada keluarga, riwayat PTM pada diri sendiri, faktor risiko perilaku, dan deteksi gangguan mental emosional serta perilaku.

Foto : Pengukuran Lingkar Perut

Wawancara mengenai riwayat PTM pada keluarga dan riwayat PTM pada diri sendiri meliputi penyakit diabetes, hipertensi, jantung, stroke, asma dan kanker. Kemudian menyangkut faktor risiko perilaku ditanyakan tentang merokok, kurang makan sayur dan buah, kurang aktivitas fisik, dan konsumsi minuman beralkohol.
Sedangkan, pada wawancara mengenai deteksi gangguan mental emosional dan perilaku, kader SMARThealth menggunakan petanyaan Self Reporting Questionnaire (SRQ). Kuesioner SRQ ini terdiri atas 29 butir pertanyaan, dan cukup mudah dalam pengisiannya. Mereka cukup menjawab ya atau tidak.

Foto : Pengukuran Tekanan Darah

Setelah menjawab semua pertanyaan yang ada dalam form deteksi dini faktor risiko tersebut, jika mereka tidak memiliki risiko maka mereka tidak diukur gula darahnya.
Menurut salah seorang kader SMARThealth yang bertugas mewawancarai, yang dianggap berisiko adalah mereka yang memiliki riwayat keturunan dan pasien high risk SMARThealth. Di luar kategori itu, mereka disarankan untuk pemeriksaan tensi darah ke Posyandu atau Posbindu. Hal ini agar supaya menambah kedatangan sasaran di Posyandu maupun Posbindu.
Kegiatan ini akhirnya ditutup dengan makan bersama antara perawat, kader SMARThealth, dan Tim SMARThealth. Perawat Evi Dyah Prahesti telah menyediakan nasi dalam cetakan bulat dengan aneka lauk yang ditaruh di dalam kardus berbentuk kotak, sebotol aqua tanggung, dan snack dari Toko Roti Dea. *** [211119]


Penulis : Budiarto Eko Kusumo Penyunting Naskah: Rilya Bagus Ariesta Niko Prasetyo


0 Comments: