Bimbingan Teknis Program PTM dan Kesehatan Jiwa di Puskesmas Wagir

Hari keempat penyelenggaraan Bimbingan Teknis (Bimtek) Program PTM dan Kesehatan Jiwa (Bimtek) diadakan di Ruang Rapat Puskesmas Wagir yang beralamatkan di Jalan Pandanrejo No. 61 Dusun Pandansari RT 02 RW 01 Desa Pandanrejo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Senin (01/02/2021).

Acara pertemuan yang dimulai pada pukul 09.06 WIB itu menghadirkan PP PTM, PP Keswa, PP Lansia, PP UKS dan 12 perawat desa yang berada di lingkungan Puskesmas Wagir, meliputi Dalisodo, Jedong, Pandanlandung, Sidorahayu, Parangargo, Sitirejo, Mendalanwangi, Gondowangi, Pandanrejo, Sukodadi, Petungsewu, dan Sumbersuko.


Peserta Bimtek Puskesmas Wagir

Acara pertemuan bimtek diawali dengan sambutan dari Kepala Puskesmas (Kapus) Wagir drg. Prima Puspitorini. Dalam sambutannya, drg. Prima mengutarakan bahwa sebenarnya jadwal bimtek di Puskesmas Wagir adalah di hari ke-38. Akan tetapi karena Puskesmas Wagir akan mereplikasi SMARThealth di 12 desa yang ada di lingkungan Puskesmas Wagir, maka diprioritaskan bimteknya. Jadwalnya ditukar dengan Puskesmas Tirtoyudo.

Diakui oleh Kapus, bahwa PTM masih menjadi program prioritas di Puskesmas Wagir. Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk usia produktif masih kurang targetnya. Hanya untuk Diabetes Mellitus (DM) yang sudah agak lumayan.

Menurut Kapus, semenjak dicanangkan work from home, masalah PTM malah kian meningkat. Karena dalam kerja dari rumah itu, umumnya orang akan banyak ngemil di depan laptop yang pada akhirnya menyebabkan obesitas.

Permasalahan PTM masih mendominasi 3 besar di lingkungan Puskesmas Wagir, utamanya DM, hipertensi, dan stroke. Karena penyebab PTM itu umumnya dari gaya hidup, maka penanganannya perlu sinergi.


Sambutan Kepala Puskesmas Wagir, drg. Prima Puspitorini

Dalam akhir sambutannya, drg. Prima berharap bahwa setelah pencerahan dari bimtek yang diselenggarakan oleh Seksi PTM dan Keswa Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang ini, semoga Puskesmas Wagir menjadi lebih baik dalam mengendalikan PTM di lingkungannya.

Kemudian sambutan dari Dinkes yang biasanya dilakukan oleh Kepala Seksi (Kasi) PTM dan Keswa, pada bimtek ini diisi oleh Nur Ani Sahara, S.Kep. Ns, staf PTM yang mewakilinya. Kebetulan Kasi PTM dan Keswa sedang ada sosialisasi Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), dan kemudian plotting untuk mengikuti Musrenbang tersebut.

Untuk Seksi PTM dan Keswa diagendakan mengikuti Musrenbangcam di Ampelgading dan Pujon. Oleh karena itu, Kasi PTM dan Keswa sedang mempersiapkan proses perencanaan sampai dengan penganggaran dalam bidang kesehatan, khususnya yang berkenaan dengan replikasi SMARThealth.


Materi SPM dari Nur Ani Sahara, S.Kep. Ns

Selain itu, Nur Ani Sahara juga mengemukakan bahwa desa yang akan replikasi SMARThealth akan mendapatkan dropping Bahan Medis Habis Pakai (BMHP). Tahun 2021 SMARThealth Kit akan cair. Semua desa di Wagir diharapkan melakukan replikasi SMARThealth tahun ini. Jadi, nanti akan ada dropping SMARThealth Kit sebanyak 12 desa dikalikan 5 kader terlatih setiap desanya.

Setiap desa nantinya seorang kader akan mendapat 1 tas kesehatan SMARThealth Kit di mana di dalamnya terdapat 200 stick gula darah, sedangkan di Posbindu Kit ada 400 stick gula darah. Jadi setiap desa akan melakukan skrining menggunakan stick gula darah sebanyak 1.400 orang.

Setelah memberikan sambutan, Nur Ani Sahara kemudian melanjutkan dengan memberikan materi yang berjudul “Bentuk Layanan Standar Pelayanan Minimal (Berdasarkan PMK No. 4 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar SPM)”.


Ruang Rapat Puskesmas Wagir

Menurut Nur Ani Sahara, ada 12 layanan dalam menggapai SPM di lingkungan Dinkes. Empat layanan di antaranya terdapat di PTM, yakni Usia Produktif, Usia Lanjut, Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA), dan Indera. Ditambah laporan mengenai Indeks Massa Tubut (IMT) untuk mengetahui obesitas suatu masyarakat di tahun 2021 ini.

Semua target ideal yang diharapkan di dalam capaian SPM dibahas dalam materi tersebut. Hanya saja terkadang antara harapan dan kenyataan acapkali berbeda. Inilah yang perlu dibicarakan dalam bimtek ini.

Diakui oleh Nur Ani Sahara, kehadiran pandemi ini membawa dampak pekerjaan di lapangan. Ujung-ujungnya pencapaian target sasaran SPM kerap tidak memenuhi capaiannya. Untuk itu, diperlukan trik-trik untuk menyiasati dalam pemenuhan capaian SPM. Misalnya pada saat konseling dari pintu ke pintu (kopipu) dapat dilakukan skrining untuk menyicil melakukan pengukuran. Kalau semuanya harus dilakukan secara ideal kemungkinan akan berat pemenuhannya, jauh dari capaian.


Praktek ePuskesmas Skrining Luar Gedung

Atau, pada saat pasien memeriksakan diri ke Puskesmas, perawat bisa melakukan skrining dengan memanfaatkan waktu tunggu pasien diperiksa. Datanya bisa dinput di ePuskesmas Skrining Dalam Gedung. Bila sehari rata-rata ada 40 orang yang periksa ke Puksemas, berarti perawat berkesempatan menambah capaian SPM setiap harinya sebanyak 40 orang. Puskesmas hanya perlu menyediakan meja khusus untuk skrining PTM saja.

Oleh karena itu, dalam bimtek tahun ini Seksi PTM dan Keswa mengumpulkan semua perawat desa dalam pertemuan ini. Hal ini agar supaya menemukan solusi untuk mencapai SPM dengan stategi yang bisa dijalankan. Karena data yang menyumbang PKP adalah desa.

Program yang ada di Dinkes sekarang meminta laporannya dalam bentuk skrining, bukan yang periksa saja. Karena kasus kesehatan sekarang di Indonesia menuntut hal itu, bahkan Pemerintah juga sedang menggagas upaya Puskesmas mendirikan Poli UBM (Upaya Berhenti Merokok).


Materi Keswa dari Gatot Sujono, S.St., M.Pd

Tepat pukul 10.00 WIB, acara pertemuan dilanjutkan dengan praktek ePuskesmas Skrining Dalam Gedung dan Skrining Luar Gedung. Pada umumnya perawat desa di lingkungan Puskesmas Wagir sudah pernah mengoperasikan ePuskesmas, sehingga dalam bimtek ini hanya diperlukan strategi capaian untuk pemenuhan SPM.

Usai praktek ePuskesmas, acara pertemuan dilanjutkan dengan materi Keswa yang disampaikan oleh staf Keswa, Gatot Sujono, S.St., M.Pd. Dalam paparannya, Gatot mengemukakan bahwa SPM Keswa di Wagir sudah lumayan bagus. Akan tetapi ketika di breakdown ke dalam kohort terlihat masih ditemui ada beberapa desa yang laporannya sama terus. Ada nama yang dobel dan isian obatnya kosong. Kunjungan Keswa masih rendah. Perawat dan kader mengunjungi ODGJ sebenarnya termasuk layanan juga.

Untuk kohort Keswa harus diisi secara periodik setiap bulannya. Karena pengisian 8 item di PKP berdasarkan kohort tersebut. Oleh karena itu, Gatot menyarankan PP Keswa Chorina Kusbiantoro, A.Md. Kep agar mengupayakan setiap desa hendaknya memiliki satu Posyandu Jiwa. Seandainya belum bisa, pada saat pelaksanaan Posbindu harus disiapkan kader Keswa.

Gatot juga menjelaskan bahwa penanganan ODGJ itu harus komprehensif. Termasuk memikirkan bagaimana rujukannya, mengingat kebanyakan ODGJ adalah keluarga tidak mampu.

Pukul 10.54 WIB acara bimtek berakhir sudah. Pelaksanaan bimtek di Puskesmas Wagir ini sedikit lebih cepat dibandingkan tiga Puskesmas sebelumnya. Hal ini dikarenakan semua perawat yang hadir dalam pertemuan bimtek ini akan divaksin siang ini. *** [010221]


Penulis : Budiarto Eko Kusumo   ǀ   Penyunting Naskah : Budiarto Eko Kusumo


0 Comments: