Sosialisasi Replikasi SMARThealth di Kantor Camat Sumberpucung

Kunjungan kelima dalam acara Sosialisasi Replikasi SMARThealth dilaksanakan di Kantor Camat Sumberpucung yang beralamatkan di Jalan Panglima Sudirman No. 277 Desa Sumberpucung, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Rabu (16/09/2020).
Rombongan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang terdiri dari Kepala Seksi PTM & Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM, dan tiga staf PTM (Gatot Sujono, Nur Ani Sahara, dan Fifi) serta perwakilan dari Tim SMARThealth.
Rombongan Dinkes diterima oleh salah seorang staf kecamatan untuk diantarkan memasuki ruang kerja Camat Sumberpucung. Kebetulan Camat Sumberpucung sedang tidak ada di tempat, penyambutan dilakukan oleh Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Ti’ah, S.Sos., M.Si.


Sosialisasi Replikasi SMARThealth di Ruang Kerja Camat Sumberpucung

Tampak hadir dalam ruangan itu adalah Kepala UPTD Puskesmas Sumberpucung dr. Nur Eko Muhammad Samsudi dan staf PTM Puskesmas Sumberpucung Istitik, serta Kepala Desa Jatuguwi Hj. Enggar Sri Wahyunngtyas dan Seketaris Desa (Sekdes) Karangkates Puji Hartono.
Gatot, sapaan akrab Kasie PTM & Keswa Dinkes Kabupaten Malang mengawali acara sosialisasi pada pukul 10.23 WIB. Kasie PTM & Keswa mengatakan kunjungan rombongan ini, selain dalam rangka sosialisasi replikasi SMARThealth juga sekaligus ‘kula nuwun’ untuk rencana replikasi tersebut.
Dalam paparannya, Kasie PTM & Keswa menyebutkan bahwa penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian utama di Kabupaten Malang. Dengan adanya pilot project SMARThealth di 4 desa (Sidorahayu, Karangduren, Kepanjen, dan Sepanjang), kader kesehatan terlatih mampu membantu Ponkesdes melakukan deteksi dini terhadap risiko penyakit kardiovaskular dengan bantuan aplikasi berbasis android.
“Dari 91% warga berumur 40 tahun ke atas yang diskrining kader dengan menggunakan tablet berisi aplikasi deteksi dini itu, diketahui ada 24% warga yang terdeteksi berisiko tinggi terkena penyakit kardiovaskular. 70% di antara warga yang memiliki risiko tinggi itu disebabkan oleh hipertensi, ” kata Gatot.
“Dari warga yang disebabkan hipertensi itu, 20% di antaranya ada yang bisa menjadi membaik setelah teratur minum obat dengan bantuan intervensi kader terlatih tersebut dalam kepatuhan minum obat.” imbuh Gatot.
Karena hasilnya cukup berhasil dalam deteksi dini risiko penyakit kardiovaskular dan penurunan jumlah kasus hipertensi, Bupati Malang Drs. H.M. Sanusi, MM berkomitmen untuk mereplikasi SMARThealth di 390 desa. Akan tetapi di penghujung tahun 2020 ini akan dimulai di 10 desa terlebih dahulu, di antaranya adalah Desa Karangkates dan Desa Jatiguwi yang berada di wilayah Kecamatan Sumperpucung.
Tujuan dari pelaksanaan replikasi SMARThealth ini adalah untuk menurunkan angka kematian maupun kecacatan yang diakibatkan oleh penyakit kardiovaskular, dan ingin meningkatkan capaian skrining PTM mencapai 90% ke atas serta terbentuknya kader kesehatan terlatih yang akan bisa membantu tugas Ponkesdes dalam melakukan promosi kesehatan di tengah-tengah masyarakat.
Tahun 2020 ini akan segera dimulai pelaksanaan replikasi SMARThealth di 10 desa yang berada di 6 kecamatan di Kabupaten Malang. Tahun berikutnya Dinkes akan mengembangkan di kecamatan lainnya, sedangkan 6 Puskesmas yang sudah mengawali replikasi di tahun 2020 ini nanti, tahun berikutnya Puskesmas bersinergi dengan Kecamatan akan melanjutkan replikasi di desa lainnya dalam lingkungan puskesmas tersebut.
Dalam sosialisasi itu, Nur Ani Sahara, seorang staf PTM menambahkan bahwa desa dengan bantuan Ponkesdes setempat berkewajiban melakukan skrining setiap warga yang berumur 15 tahun ke atas satu tahun sekali. Karena sasarannya pada orang berusia produktif yang umumnya memiliki mobilitas yang tinggi, pelaksanaan Posbindu nantinya akan disesuaikan dengan kondisi desa setempat.
“Kader setempat akan dilatih dulu dan diberi Posbindu Kit maupun tablet untuk menginput data, kemudian dalam awal pelaksanaan nanti akan didampingi dulu. Selain itu, kader yang dilatih itu akan dibekali dengan protokol kesehatan serta SK,” kata Nur.
Gatot menambahkan, bahwa kader yang sudah dilatih nantinya akan mampu melakukan skrining kepada warga di desanya. Hasil pemeriksaan dan pengukuran yang dilakukan oleh kader itu, akan terkoneksi dengan tablet yang ada di petugas kesehatan maupun e-Puskesmas. Ke depannya, aplikasi SMARThealth akan bisa terhubung ke rumah sakit juga.
Nur Ani Sahara mengingatkan bahwa yang perlu dipikirkan adalah maintenance dan keberlangsungan kegiatan Posbindu nantinya, seperti pulsa, alat habis pakai maupun insentifnya. Oleh karena itu diharapkan peran desa dalam membantu hal ini.
Sementara itu, Gatot Sujono, salah seorang staf PTM yang ikut dalam rombongan ini mengatakan bahwa Posbindu atau SMARThealth ini nantinya menjadi milik masyarakat atau desa. Sekarang ini masyarakat sudah mulai membutuhkan pemeriksaan seperti ini. Sehingga ke depannya akan menjadi kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, peran desa nantinya sangatlah penting dalam keberlanjutan Posbindu.
Setelah paparan dari Dinkes selesai, Sekcam Sumberpucung mengatakan mohon maaf terlebih dulu karena Camat Sumberpucung tidak bisa menyambut rombongan Dinkes karena sedang ada undangan ke Kabupaten. Pada kesempatan itu, Sekcam yang mendapat delegasi dari Camat Sumberpucung dalam acara ini menyampaikan terima kasih karena Sumberpucung telah ditunjuk untuk pelaksanaan replikasi SMARThealth. Semoga hal ini bermanfaat dalam mengurangi risiko penyakit kardiovaskular yang ada di wilayahnya.
Selain itu, Sekcam juga berharap ke Kades Jatiguwi dan Sekdes Karangkates untuk membantu program replikasi ini, termasuk segera mengirimkan profil desanya.
Menanggapi himbauan Sekcam ini, Kades Jatiguwi dan Sekdes Karangkates mengirimkan profil desa lewat WhatsApp ke Kepala Puskesmas untuk diteruskan ke Dinkes. Selanjutnya, Sekdes Karangkates menyampaikan permohonan maaf kepada Dinkes karena Kades Karangkates tidak bisa datang lantaran sedang berada di Surabaya untuk mengurus penentuan batas Kabupaten Malang.
“Desa Karangkates berterima kasih telah dipilih untuk replikasi ini dan siap mendukung dalam pelaksanaannya. Pihak desa juga siap menyebarkannya ke beberapa perdukuhan yang ada di desanya,” kata Puji Hartono.
Selanjutnya, Sekdes Karakates itu menjelaskan keadaan yang ada di desanya berkaitan dengan akan adanya replikasi SMARThealth ini. Di Karangkates sebenarnya sudah ada pembedayaan kader untuk pemeriksaan hipertensi dan gula darah setiap bulannya dengan membayar menggunakan sampah. Sampah yang dimaksud adalah sampah yang mempunyai nilai jual seperti kardus, botol, plastik, kertas koran, dan sebagainya. Sampah yang dibawa oleh warga itu akan disortir oleh kadernya setelah pemeriksaan Posbindu selesai. Sampah itu akan dikumpulkan, dan nantinya akan diambil oleh pengepul secara berkala. Hasil penjualan sampah inilah yang akan digunakan untuk membeli alat habis pakai tersebut. Selain untuk memenuhi alat habis pakai, desa itu juga kelihatan bersih dari sampah-sampah tersebut.
Kegiatan yang sudah berlangsung dua tahun ini, menurut Sekdes yang diamini oleh staf PTM Puskesmas Sumberpucung itu dikatakan cukup berhasil. Beberapa kabupaten lain juga sudah ada yang belajar di Karangkates ini.
Tepat pukul 11.15 WIB, acara sosialisasi tersebut berakhir sudah. Rombongan Dinkes kemudian berpamitan untuk undur diri. *** [160920]


Penulis : Budiarto Eko Kusumo   ǀ   Penyunting Naskah : Budiarto Eko Kusumo


0 Comments: